”Mengapa percontohan di sini (Koperasi Tani Bahagia)? Karena secara sarana prasarana lebih siap, kemudian kebun sawit juga akan direplanting sekitar 600 hektare. Maka, kita manfaatkan supaya menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat itu sendiri,” lanjut Yudhi.
Setelah nanti berhasil, maka masyarakat secara umum juga bisa memproduksi gula merah sawit.
Ketua Koperasi Tani Bahagia, Cahrut mengungkapkan, pelatihan dinilai cukup berhasil. Proses pembuatan juga telah dijalankan. Hasil uji coba juga cukup bagus dan menjanjikan.
”Semoga ini bisa menghasilkan lebih banyak dan menguntungkan, sehingga pohon sawit yang direplanting masih bernilai ekonomi tinggi daripada dibuang,” harapnya.
Sementara itu, meski saat ini masih tahap pembelajaran, Unilever sudah mengakui bahwa sampel bahan baku gula merah cukup berkualitas. Kadar air nira untuk bahan baku gula merah juga sangat bagus sehingga mereka cukup optimis akan berhasil.
”Kebutuhan gula merah kita sangat banyak. Maka, berapa pun nanti yang dihasilkan akan kami terima sesuai kemampuan produksi masyarakat,” jelas Febri perwakilan dari Unilever.
Menurutnya, Unilever memberi jaminan untuk menerima produk petani bila memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan. ”Kami sudah siap. Hanya tinggal petani mampu menghasilkan berapa. Kalau kebutuhan kami sangat besar, ribuan ton setiap minggunya. Jika nanti sudah siap dari petaninya, kami tinggal siapkan kontrak kerja samanya,” tutur Febri.
Saat ini, untuk di Kalteng baru di Desa Pangkalan Satu, Kecamatan Kumai Kabupaten Kobar, satu-satunya tempat yang menjadi percontohan. Sedangkan untuk di Kalimantan Barat tepatnya, di Kabupaten Melawi juga dilaksanakan hal yang sama, tetapi masih dalam tahap pelatihan. Sedangkan yang sudah berjalan dengan metode yang sama adalah di Provinsi Lampung. (***/sla)