Berdasar pemeriksaan luar, tim medis tidak menemukan tanda-tanda indikasi kekerasan selain jeratan di leher. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Mojokerto, Kompol Maryoko didapati tewas dalam kondisi menggantung di rumahnya sekitar pukul 14.00 WIB
Peristiwa itu lantas dilaporkan ke perangkat desa setempat dan Polsek Puri. Bersama tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto, petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Salah satu barang bukti berupa meja kecil diamankan petugas. ”Tadi jenazah diturunkan bersama-sama dengan tim Inafis,” bebernya.
Selama berkarier di Polres Mojokerto Kota, polisi berpangkat melati satu tersebut dikenal sebagai sosok yang pendiam. Meski akhir-akhir ini fisiknya melemah dan sering sakit-sakitan, Maryoko selalu ingin tampil maksimal, khususnya di hadapan pimpinan.
Sebelum menjabat Kapolsek, Kompol Maryoko sempat berkarier sebagai perwira mulai dari Kanitreskrim Polsek Tarik, Sidoarjo. Kemudian pindah ke Polsek Waru, Sidoarjo, dan Polda Jatim.
Pada 2014 dia dipindah tugas sebagai Kasatreskrim Polres Mojokerto Kota hingga 2017. Kemudian dimutasi dengan jabatan yang sama ke Polres Ngawi dan Polres Ponorogo mulai 2017 hingga 2020.
Pada 2022 Maryoko kembali bermarkas di Polres Mojokerto Kota, tapi dengan pangkat yang naik satu setrip, yakni kompol dengan jabatan Kabagops. Pada September 2023 dia dipindahtugaskan sebagai Kapolsek Prajurit Kulon. (vad/far/fen/c9/ttg)