Hadiri Pelantikan Pengurus Pakuwojo, Agustiar Minta Falsafah Huma Betang Dijunjung Tinggi

agustiar
JAGA KEARIFAN LOKAL: Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo dan anggota DPR RI yang juga Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran saat menghadiri pelantikan Pengurus Pakuwojo, Sabtu (11/3). (IST/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran meminta semua pihak untuk menjaga kerukunan dan kedamaian yang sudah tercipta dengan baik di Bumi Tambun Bungai. Dia mengajak semua elemen bersama-sama merawat, menjaga, dan menjunjungi tinggi Falsafah Huma Betang.

Hal tersebut ditegaskan Agustiar saat menghadiri pelantikan Pengurus Paguyuban Kulowargo Wong Jowo (Pakuwojo), Sabtu (11/3). Kehadiran  Agustiar disambut langsung Penasihat Pakuwojo Achmad Diran dan Ketua Pakuwojo Sri Suwanto, serta pengurus lainnya.

Bacaan Lainnya

”Saya harapkan dengan dikukuhkannya pengurus Pakuwojo Kalteng, kami mengajak agar bersama-sama membangun Kalimantan Tengah Berkah. Itu terutama terkait menjaga kerukunan dan kedamaian yang sudah tercipta dengan baik di Tanah Dayak,” kata Agustiar.

Politikus PDI Perjuangan ini menuturkan, masyarakat Dayak menerima dengan terbuka siapa saja di Kalteng. Akan tetapi, warga pendatang juga harus tetap menghormati kebudayaan dan kearifan lokal yang ada.

Baca Juga :  Perlu Modal Puluhan Miliar untuk Menantang Petahana di Pilkada Kotim

”Kalau istilah kita, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Saya juga mengajak kita semua agar bersama-sama merawat kerukunan yang sudah terjalin dengan baik di Bumi Tambun Bungai ini. Kita menjaga keharmonisan seluruh elemen yang ada, terutama di tahun politik dan menghadapi Pemilu 2024,” ucapnya.

Menurutnya, hadirnya berbagai ormas dan paguyuban tidak lain untuk ikut serta berperan aktif dalam membangun daerah dan pembinaan kepada masyarakat.

”Dengan pengurus yang baru, kami berharap Pakuwojo dapat terus bersinergi dengan pemerintah dan dengan ormas lainnya dalam merawat kebersamaan dan kerukunan di Kalteng,” katanya.

Agustiar menambahkan, Falsafah Huma Betang memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai keadaban kewarganegaraan, seperti halnya nilai gotong royong, kebersamaan, toleransi, rukun, dan hidup berdampingan.

”Konkretnya, wujud bahwa suku Dayak hidup dalam kebersamaan, ikatan yang kuat dan tidak mudah diadu domba. Dengan hidup bersama, sesama manusia akan saling peduli, bersikap tolong menolong dan memperhatikan,” katanya. (daq/ign)



Pos terkait