Harga Bahan Pokok Berebut Naik, Disperdagin Kotim Sebut Sudah Biasa

Selama Ramadan hingga jelang Lebaran 1443 Hijriah harga kebutuhan bahan pokok terus mengalami kenaikan
RATA-RATA NAIK: Harga bahan kebutuhan pokok rata-rata mengalami kenaikan.

SAMPIT Selama Ramadan hingga jelang Lebaran 1443 Hijriah, harga kebutuhan bahan pokok terus mengalami kenaikan. Meski demikian, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memastikan ketersediaan stok pangan aman hingga Lebaran.

“Walaupun kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan selama Ramadan hingga Lebaran, tetapi kami memastikan ketersediaan kebutuhan bahan pokok aman hingga Lebaran,” kata Kepala Disperdagin Kotim Zulhaidir, Selasa (5/4).

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Menurutnya, kenaikan harga kebutuhan bahan pokok sudah biasa terjadi selama Ramadan hingga Lebaran. Hal itu dikarenakan tingginya permintaan konsumen.

“Ketersediaan cukup, cuma permintaan pasar selama di puasa hingga Lebaran lebih tinggi, sehingga berpengaruh terhadap kenaikan harga di pasaran,” ujarnya.

Menyikapi hal tersebut, dirinya mengimbau pedagang agar menjual barang dengan harga di batas wajar dan tidak memberatkan konsumen.

“Ada sebagian pedagang yang memanfaatkan momen Ramadan hingga Lebaran untuk mencari keuntungan. Ini biasa kami sebut dengan psikologi pasar. Pada momen seperti ini, kami imbau kepada pedagang agar memasang range harga di batas wajar. Silakan ambil keuntungan, namun jangan sampai memberatkan konsumen,” katanya.

Baca Juga :  Gula Dipajak 11 Persen, Harga di Bulog Naik Jadi Segini

Di sisi lain, masyarakat selaku pelanggan pun diimbau agar tak panik dalam menyikapi adanya kenaikan harga kebutuhan pokok. Kebiasaan sikap panic buying (aksi borong) inilah yang dapat memicu ketersediaan barang kebutuhan pokok langka, sehingga pedagang mengambil kesempatan memasang harga tinggi dengan alasan stok barang terbatas.

“Kebiasaan masyarakat kita, menjelang Ramadan senang menyetok bahan kebutuhan pokok dalam jumlah banyak seperti misalnya menyetok minyak goreng, gula, telur, mie instan, sarden dan lain sebagainya, dengan harapan tidak khawatir sewaktu-waktu barang naik. Kebiasaan ini yang kurang tepat, sebaiknya belanja secukupnya tidak perlu menyetok banyak barang,” kata Zulhaidir.

Menurutnya, perilaku masyarakat menimbun barang kebutuhan bahan pokok malah menyebabkan barang kebutuhan bahan pokok langka. “Belanja saja seperlunya, tidak perlu berlebihan memborong barang. Yang terpenting cukup untuk kebutuhan harian selama satu minggu ke depan,” tandasnya. (hgn/yit)



Pos terkait