SAMPIT – Aksi perundungan masih menghantui dunia pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur. Seorang pelajar SMP Negeri 4 Sampit, Desa Telaga Baru, N (14), menjadi korban pengeroyokan sesama temannya hingga mengalami luka, Kamis (16/12).
Informasi dihimpun Radar Sampit, korban tiba-tiba didatangi dan dipukul ketika sedang duduk. Belum diketahui motif kekerasan yang dilakukan pelaku yang juga siswa di sekolah tersebut.
Kepala SMPN 4 Sampit Suyatmi mengatakan, saat perundungan terjadi, para guru sedang melaksanakan class meeting di ruang komputer dan sibuk memasukkan nilai rapor siswa ke dalam aplikasi e-rapor.
”Sekitar jam 10-an itu, saya sudah mengarahkan anak-anak pulang. Siswa yang lain sudah pulang, tinggal sedikit saja yang masih tersisa di sekolah,” kata Suyatmi kepada Radar Sampit.
Dia menambahkan, suasana sekolah saat itu sedang sibuk mempersiapkan lomba festival dan lomba seni siswa nasional (FLS2N). Ada yang latihan basket, gerak jalan, dan lainnya.
”Siswa sudah selesai ujian. Siswa yang masuk ke sekolah juga kami batasi hanya 15-16 orang per ruang kelas. Minggu ini anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu latihan di lapangan untuk persiapan FLS2N,” katanya.
Menurut keterangan korban, pelaku memukul bagian badannya hingga membekas berupa goresan seperti cakaran pada kulitnya. ”Siswa saya sudah saya tanya. Katanya hanya duduk dan tiba-tiba didatangi (pelaku) langsung memukul badan sambil mengejeknya. Dia juga mengaku tidak salah apa-apa,” ujarnya.
Setelah kejadian tersebut, korban dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan dilarikan ke RSUD dr Murjani Sampit untuk diperiksa lebih lanjut. Dari pemeriksaan rontgen, kesehatan korban tak masalah. Hanya menderita bekas goresan berupa cakaran disebagian kulitnya.
Terkait pelaku, lanjutnya, langsung kabur dan belum ditemukan. Pihak sekolah dan orang tua korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ketapang.
”Saksinya banyak yang melihat. Hanya saja, kami masih melakukan penyelidikan di sekolah dan belum mengetahui pasti siapa saja pelakunya. Pihak sekolah dan orang tua wali sudah melaporkan kejadian ini kepada kepolisian. Kami diminta menyelesaikan kasus ini dengan cara mediasi terlebih dahulu,” ungkapnya.