Dia menuding ada oknum yang sengaja melindungi perusahaan tersebut, sehingga hak masyarakat tidak diakui. ”Untuk majelis hakimnya akan kami gunakan damang dari kabupaten lain di Kalteng,” katanya.
Legal PT KMA Yasmin saat dikonfirmasi mengenai masalah itu, membantah pihaknya sengaja melakukan pelecehan dan tidak menghormati lembaga adat. Dia menegaskan, pihaknya hanya menerima satu kali surat panggilan dari DAD Kotim.
”Surat panggilan cuma sekali saja yang saya tahu. Kalau ada sampai tiga kali, siapa yang menerima surat panggilan itu dan apakah sah cara mengirimnya?” ujar Yasmin.
Yasmin menyesalkan tindakan DAD Kotim yang menyebut perusahaan melakukan pelecehan. Menurutnya, ketidakhadiran dalam panggilan pertama itu lantaran dirinya berhalangan dan sedang mengikuti sidang di Palangka Raya. (ang/ign)
