Ketika Banjir Kembali Melanda Palangka Raya

Ribuan Warga Terdampak, Pastikan Tak Ada yang Kelaparan

banjir
TERDAMPAK BANJIR: Sejumlah warga terdampak banjir mengungsi di penampungan sementara di salah satu SD di Kota Palangka Raya. Tampak pula tim gabungan melakukan evakuasi terhadap lansia di Jalan A Yani Flamboyan bawah. (DODI-IST/RADAR SAMPIT)

Bencana banjir kembali menyapa sejumlah warga Kota Palangka Raya. Ribuan orang terdampak terpaksa mengungsi setelah air yang merendam rumah kian meninggi.

DODI, Palangka Raya | radarsampit.com

Bacaan Lainnya
Gowes

Kiriman air dari Sungai Kahayan dan Rungan yang tak mampu menampung limpahan air hujan, membuat ribuan warga Kota Palangka Raya kelimpungan. Sebagian besar mereka harus mengungsi ketika air semakin dalam merendam.

Jumlah warga terdampak berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi-Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palangka Raya, hingga Minggu (10/3/2024) tercatat sebanyak 1.963 kepala keluarga. Adapun rumah yang terendam mencapai 265 unit.

Dampak banjir itu tersebar di Kelurahan Kameloh Baru, Sebangau, Bereng Bengkel, Tanjung Pinang, Langkai, Pahandut, Tumbang Rungan, Petuk Katimpun, dan Palangka.

Di Kelurahan Bereng Bengkel, wilayah RT 01, jalan menuju kelurahan atau kampung tak bisa dilintasi mobil atau motor. Harus menggunakan alat transportasi dadakan; perahu yang dikelola warga.

Baca Juga :  Kunjungi Kalteng, Menteri PPPA Bakal Deklarasi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak

PJ Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu memastikan pihaknya telah bergerak cepat melakukan berbagai upaya penanganan. Mulai dari pendirian tenda hingga proses evakuasi terhadap masyarakat terdampak. Tempat penampungan disediakan di SDN 1 Langkai.

Hera menuturkan, pihaknya akan meningkatkan status menjadi tanggap darurat bencana. ”Kami akan menggelar rapat hingga meningkatkan status tanggap darurat. Sudah jadi komitmen pemerintah menangani warga terdampak,” tegasnya.

Hera melanjutkan, dari 30 kelurahan, sebanyak 16 kelurahan terdampak banjir dengan ketinggian air bervariasi. ”Ada beberapa titik yang ketinggian air lumayan. Makanya kami terus melakukan pemantauan,” katanya.

Dia menegaskan, akan terus memperhatikan warga yang jadi korban terdampak banjir. Jangan sampai kebutuhan utama mereka, terutama pangan tersendat. Dia tak ingin ada warga yang sampai kelaparan.

”Kami akan pantau terus dan juga melakukan pemeriksaan kesehatan,” ujarnya.

Yulianti (54), seorang warga terdampak mengatakan, dirinya bersama keluarga terpaksa  mengungsi lantaran rumahnya banjir dan membahayakan keselamatannya. Dia berterima kasih pada pemerintah yang cepat tanggap dengan melakukan evakuasi. (***/ign)



Pos terkait