Dia mempersilakan masyarakat mengusulkan jalan rusak yang belum beraspal agar diusulkan ke Pemkab Kotim. ”Kalau ada jalan yang belum beraspal dan rusak berat, disampaikan dan diusulkan saja. Dari RT diketahui lurah, boleh silakan usulkan,” ujarnya.
Halikinnor menyampaikan program-programnya yang sudah terealisasi, mulai dari pemberian insentif guru mengaji di perkampungan dan pelosok desa, bantuan fardu kifayah, mesin alkon dan sound system, serta bantuan alat berat ekskavator untuk wilayah Kota Sampit, yakni Kecamatan Baamang dan Ketapang.
Sebelumnya, Halikinnor sudah menyerahkan bantuan ekskavator untuk 12 kecamatan pada Juli lalu. Saat itu tidak ada merencanakan pembagian ekskavator untuk wilayah kecamatan di Kota Sampit.
”Saya pikir Kecamatan Baamang dan Ketapang karena di wilayah Kota Sampit masih bisa diperbantukan dari Dinas PUPRKP Kotim, tapi dalam perjalanannya ternyata alat berat itu juga dipakai. Jadi, mudah-mudahan tahun depan Kecamatan Baamang dan Ketapang juga mendapat bantuan alat berat,” katanya.
Halikinnor bertekad akan membantu 168 desa se-Kotim untuk kepentingan pembangunan desa sebesar Rp 200 juta. ”Mulai tahun depan, 168 desa minimal dapat Rp 200 juta. Kalau kelurahan ada bantuan dari Dana Alokasi Umum (DAU),” ujarnya.
Dalam pertemuan malam itu, Halikinnor memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan masukan dan saran terkait pembangunan di Kotim.
Penyampaian pertama disampaikan Nur Hasanah Ketua RT 58 Jalan Jaya Wijaya 2 yang mengusulkan agar SK insentif RT agar langsung ditandatangani Bupati Kotim. ”Selama ini kami mendapatkan SK dari kelurahan. Kami harap itu langsung dari bupati. Karena, saya dengar isu pemerintah katanya SK insentif kami (ketua RT) akan dihapus. Makanya, saya berharap SK itu langsung dari Pak Bupati,” ucap Hasanah yang langsung ditanggapi Halikinnor bahwa informasi tersebut tidak benar.
Hasanah juga menyampaikan agar saluran drainase di Jalan Sampurna, perbatasan Sungai MB Ketapang dengan Kelurahan Sawahan agar segera dinormalisasi.