Ketika Warga Tak Mampu di Kotim Banyak Belum Masuk Program Pemerintah

Kondisinya Memprihatinkan, Lurah dan Ketua RT Diminta Lebih Peduli

miskin
BANTUAN: Wabup Kotim Irawati menyambangi warga tak mampu di Kota Sampit sekaligus memberikan paket bantuan, Kamis (7/10) lalu. (RADAR SAMPIT)

Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati meminta agar ketua RT, lurah, kades agar lebih peduli pada masyarakat yang tidak mampu secara fisik dan materi. Apalagi di Kotim masih banyak yang belum masuk dalam program bantuan pemerintah.

=====

Bacaan Lainnya

”Saya meminta ketua RT, lurah untuk lebih peduli memperhatikan dan mendata warganya yang kurang mampu secara fisik dan secara perekonomiannya. Karena, RT dan lurahlah yang lebih tahun kondisi warganya. Jangan sampai warga yang seharusnya layak dibantu, malah tidak menerima program bantuan apapun dari pemerintah,” kata Irawati, saat memberikan bantuan paket sembako untuk warga yang tidak mampu di Kota Sampit, Kamis (7/10).

Irawati mengaku prihatin melihat kondisi warga yang tidak mampu dari segi kesehatan dan perekonomiannya. Dia mengharapkan bantuan dari program pemerintah, baik program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan non tunai (BPNT), maupun bantuan program lainnya dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Baca Juga :  MIRIS!!! Rakyat Kian Miskin selama Pandemi, Pejabat Semakin Kaya Raya, Ini Faktanya

”Kalau terkendala administrasi karena KTP-nya tidak sesuai dengan domisilinya, bagaimana caranya ditolonglah ketua RT atau lurahnya membantu menguruskan. Mana perlu kalau ada yang belum punya BPJS, dibantu uruskan. Kalau bukan kita semua yang peduli membantu, siapa lagi yang mau peduli,” ujarnya.

Pantauan Radar Sampit, Wabup bersama Komunitas Peduli Yatim Duafa menyerahkan bantuan sebanyak 20 paket bahan pokok serta uang tunai kepada sejumlah masyarakat yang kurang mampu di wilayah Kota Sampit. Kegiatan sosial itu rutin dilakukan Irawati setiap Jumat.

”Saya ada kegiatan Jumatnya, makanya penyerahan bantuan saya majukan di Kamis. Karena, saya ingin melihat langsung kondisi warga yang kondisi perekonomiannya sangat jauh dari kata sejahtera,” ujarnya.

Dari sejumlah warga yang dikunjungi, sebagian besar warga dalam keadaan tidak mampu secara kesehatan, ada yang lumpuh, lanjut usia, tidak memiliki keluarga, dan semua kondisi rumahnya sangat memprihatinkan.

Seperti yang dialami Riska (50), warga Kelurahan Baamang Hulu. Janda yang memiliki lima anak ini harus menghidupi anak-anaknya. Bekerja serabutan sebagai buruh cuci, pembantu rumah tangga, dan lain-lain.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *