PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Tim Inafis Polda Kalteng berencana melakukan penyelidikan terkait kepastian penyebab kebakaran rumah dan peternakan ayam di Desa Kumpai Batu Atas (KBA), Kecamatan Arsel, Kabupaten Kotawaringin Barat, yang menimbulkan korban jiwa.
Kapolsek Arut Selatan Kompol I Gde Suastika mengatakan, tim dari Mapolda Kalteng tersebut akan melakukan penyelidikan pada Rabu (21/6). Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan Inafis Polres Kobar, dugaan awal penyebab terbakarnya rumah dan peternakan ayam tersebut berasal dari tungku untuk memanaskan anak ayam di peternakan.
Dia menjelaskan, untuk memanaskan anak ayam tersebut dibuat api dari bahan seperti sekam yang dijadikan bara terlebih dulu. Celakanya, tempat tidur satu keluarga tersebut berada di dekat tungku pemanas. Diduga api merembet dan membakar tempat tidur tersebut.
”Tinggi kandang ayam itu 2,5 meter dan di bawahnya ada drum yang isinya bara api sebagai penghangat ayam yang masih kecil,” katanya.
Tempat tidur satu keluarga tersebut dengan peternakan ayam hanya dibatasi terpal. Tempat tidur itu juga berfungsi jadi tempat penyimpanan pakan ayam. Diduga asap tebal yang ditimbulkan dari asap kebakaran tersebut yang menyebabkan para korban yang sedang terlelap tidur tidak berdaya dan terbakar.
Saksi yang telah diperiksa sebanyak tiga orang dari warga sekitar. Ditambah satu orang pemilik peternakan ayam. ”Satu keluarga yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut berasal dari Sulawesi,” ungkapnya.
Tiga korban dalam kejadian itu merupakan satu keluarga, yakni Bahrudin (suami), Asti Lestari (istri), dan Arafa Hidayatulloh (anak). Satu anaknya yang lain sempat diselamatkan dan mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Putri korban bernama Anisa Azahra (2) itu sempat dirawat di RSUD Imanuddin Pangkalan Bun.
Namun, akibat luka bakar yang dideritanya mencapai 60 persen, Anisa akhirnya tidak mampu bertahan. Setelah dirawat dua hari, balita itu mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 02.30 WIB, kemarin.
Direktur RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun Fachruddin mengatakan, kematian korban disebabkan gangguan serius pada sistem pernapasan yang membuat tubuhnya kekurangan oksigen. Selain itu, tubuh korban juga mengalami luka bakar yang cukup fatal. ”Karena luka bakar yang mencapai 68 persen dan korban juga mengalami gagal pernapasan,” katanya.