”Kunjungan” Primata Dilindungi Gegerkan Warga, Rambutan dan Nanas sampai Ludes

kemunculan orang utan
NYASAR: Warga Jalan Victoria Palangka Raya, menyaksikan orang utan yang nyasar ke permukiman, Selasa(4/4). Meski tidak mengganggu, buah nanas di kebun warga habis disantap satwa dilindungi tersebut. (DODI/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Warga Jalan Victoria Palangka Raya dihebohkan dengan ”kunjungan” orang utan ke wilayah mereka, Selasa (4/4). Meski tindak mengganggu penduduk setempat, buah nanas di kebun warga sekitar habis disantap primata dilindungi tersebut.

Warga sempat melihat dua orang utan berkeliaran di kawasan tersebut. Lokasi tersebut berjarak sekitar enam kilometer dari Taman Nasional Sebangau, habitat alami orang utan tersebut. Diduga satwa itu tersesat saat mencari makanan hingga memasuki permukiman warga.

Bacaan Lainnya

Orang utan jantan tersebut masuk dari hutan di belakang rumah warga. Kemudian memanjat pohon rambutan dan memakan buahnya sampai habis. Pemilik rumah, Sakini, mengatakan, hewan itu masuk sejak pagi dan berkeliling di sekitar rumahnya.

”Awalnya dari belakang, terus memanjat pohon mencari makan. Makanya, rambutan saya habis semua,” ujarnya, seraya mengaku takut akibat besarnya ukuran orang utan dan khawatir membahayakan anak-anak serta warga sekitar.

Baca Juga :  Puluhan Pohon Sawit di Sampit Rusak Diamuk Satwa Liar Ini

Sakini telah melaporkan satwa tersebut ke BKSDA Kalteng untuk dilakukan evakuasi dan dikembalikan ke habitatnya. “Kami sudah lapor, tapi masih menunggu petugas mengevakuasi,” katanya.

Warga lain, Yusuf, mengatakan, warga sekitar sempat melihat orang utan tersebut memasuki kebun nanas dan menghabisi buahnya. ”Kemarin terlihat dua ekor. Habis nanas dimakannya. Kami bersama warga tidak berani mengevakuasi sendiri orang utan tersebut. Kalau itu bukan hewan dilindungi, mungkin sudah kami buru. Tetapi, karena dilindungi, kami berharap petugas segera evakuasi,” ujarnya.

Sementara itu, Polisi Hutan BKSDA Kalteng Perdi mengatakan, pihaknya tidak melakukan evakuasi orang utan tersebut ke habitatnya. Untuk sementara hanya akan memantau dan menempatkan petugas siaga di lokasi.

Langkah selanjutnya, jika memungkinkan, pihaknya akan menggiring satwa tersebut ke habitatnya di Taman Nasional Sabangau. ”Berdasarkan pantauan dari data, antara permukiman warga dengan Taman Nasional Sabangau berjarak kurang lebih enam kilometer. Biasanya pada sore hari, orang utan itu akan pergi ke hutan mencari kayu atau dahan dan membuat tempat tidur,” ucapnya.



Pos terkait