“Kita kewalahan dikebutuhan BBM, satu jam membutuhkan 100 liter solar, kita berharap agar kondisi kembali normal dan pelayanan kita juga bisa dimaksimalkan,” harapnya.
Sementara itu, para pelaku usaha di Kotawaringin Barat terpaksa tidak membuka usahanya, karena sebagain proses produksi menggunakan peralatan listrik, salah satunya adalah pengusaha rumah makan Padang yang memilih tutup.
“Bumbu harus kita blender, sementara bumbu enggak cukup satu jenis, kita istirahat dulu, sambil menunggu kondisi normal,” kata Ujang, salah satu pengusaha warung makan di Jalan Pangeran Antasari. (tyo/sla)