PANGKALAN BUN – Lubang yang terdapat di badan Jalan HM Rafii, Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dinilai rawan menyebabkan kecelakaan. Pasalnya lubang dengan diamater lumayan besar itu berada di ruas jalan padat arus lalu lintas. Terlebih di ruas jalan tersebut terdapat perkantoran pemerintah, pusat perbelanjaan, Kantor Satlantas Polres Kobar, serta pusat-pusat kuliner dan perbankan.
Keberadaan lubang yang tepat berada di depan ruang terbuka hijau Pangkalan Bun Park tentu saja tidak sejalan dengan program nol lubang yang diinisiasi dinas teknis PUPR Kobar, yang digadang-gadang mampu meminimalisir jumlah lubang-lubang di jalan kabupaten.
Diketahui lubang dengan panjang mencapai 2,5 meter dengan kedalaman antara 50 sampai 60 centimeter tersebut, sudah ada sejak setengah tahun lalu.
Bukan tidak ada korban akibat lubang tersebut, beberapa waktu lalu ban kendaraan roda empat masuk ke dalam lubang tersebut, sehingga harus diangkat beramai-ramai, begitu pula roda dua banyak yang nyaris celaka.
Salah seorang pedagang di ruas jalan tersebut, Slamet Wijaya mengungkapkan jebolnya badan jalan tersebut terjadi sejak Desember 2020 silam. “Sudah enam bulan ini, tetapi belum ada tanda-tanda akan diperbaiki, padahal ini ruas protokol, banyak perkantoran, banyak masyarakat yang melintas bahkan ada kantor polisi dan kantor perbankan,” ujarnya.
Menurutnya, akibat lubang itu, beberapa waktu lalu salah satu ban mobil terperosok ke lubang tersebut, sehingga mobil harus diangkat beramai-ramai untuk mengeluarkannya.
Ia berharap, agar dinas teknis dapat segera turun tangan untuk perbaikan, minimal diberi rambu atau tanda agar masyarakat mengetahui ada lubang di sekitar tempat tersebut. “Makanya mobil saya parkir di sekitar lubang tersebut, untuk menutupi agar pengguna lalulintas yang tidak tahu ada lubang tidak celaka,” ungkapnya.
Sementara itu, warga sekitar Pangkalan Bun Park Yusri menyebut jebolnya lubang tersebut akibat terjadi gerusan air yang cukup deras ketika hujan deras, selain itu juga akibat keberadaan akar pohon yang mendorong dari bawah. “Kalau hujan deras turun, arus dari arah Bundaran Pancasila dan arah sebaliknya pertemuannya di titik ini, sehingga lama-lama bagian bawah tergerus dan ambrol,” pungkasnya. (tyo/sla)