SAMPIT, RadarSampit.com – Makam Syech Abu Hamid bin Mufti Muhammad As’ad bin Syarifah binti Maulana Syech Muhammad Arsyad Al Banjari akhirnya direlokasi. Proses relokasi itu dihadiri langsung Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor.
Relokasi makam dilakukan karena lokasi sebelumnya berada dekat Pantai Ujung Pandaran terancam tergerus abrasi. Makam yang dikenal sebagai Buyut Datu Kalampayan itu sudah ada sejak puluhan tahun silam.
Banyak pengunjung dari berbagai daerah berziarah ke makam tersebut, sehingga Pemkab Kotim menjadikan makam tersebut sebagai wisata religi yang masih terus dipertahankan dan dipelihara hingga sekarang.
”Alhamdulillah, proses pemindahan makam berjalan lancar. Semoga kedepan bisa memudahkan masyarakat yang ingin berziarah,” kata Halikinnor, Rabu (15/9).
Kades Ujung Pandaran Aswinnur mengatakan, lokasi makam yang baru berada di area dekat perkampungan Jalan Putra Nelayan. ”Lokasinya di sekitar Betang dulu. Dari simpang tiga, ada gerbang belok kiri sekitar 1 Km dekat area perkampungan,” kata Aswinnur.
Sebelumnya, Pemkab Kotim telah menentukan lokasi dan memasang patok di lokasi makam yang baru pada Sabtu (28/8) lalu. ”Tanah milik pemerintah daerah disiapkan ukurannya 25 meter x 25 meter. Pak Bupati rencananya akan terus mendukung pengembangan makam dan rencana membangun musala disekitar lokasi makam,” katanya.
Camat Teluk Sampit Juliansyah menambahkan, proses pemindahan gali kubur makam Abu Hamid dilakukan sekitar pukul 09.00-12.00 WIB.Peti makam dibawa menggunakan perahu oleh para zuriyat. Ada sekitar 15 orang yang ikut melaksanakan proses pemindahannya.
”Ada lima perahu tadi yang mengurusnya semua para zuriyatnya sekitar 50-an orang. Ada yang dari Martapura, Kaltim, Rantau, dan Batu Licin. Alhamdulillah semua proses pemindahan makam berjalan lancar,” tandasnya. (hgn/ign)