Sebagai pusat peradaban umat, lanjutnya, masjid harus lebih diberdayakan melalui berbagai kegiatan keumatan yang dapat menciptakan dan membawa kemaslahatan umat dan memancarkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
”Oleh sebab itu saya mengajak para ulama, para umara, dan para cendekiawan muslim, untuk menjadikan masjid sebagai pusat keunggulan dakwah dan syiar Islam,” katanya.
Tentunya, kata Halikinnor, dakwah harus bijak disampaikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat, adat istiadat dan bahasanya. Karena Islam dapat menerima budaya yang telah berkembang. Bahkan, memberikan arah dan warna baru kepada budaya yang telah ada sehingga semakin kaya dan semakin menarik. Islam hanya tidak dapat berkompromi dengan kemusyrikan kemungkaran dan kebatilan.
Cara-cara bijaksana seperti itu diharapkan Halikinnor terus dikembangkan agar umat Islam dan umat beragama yang lain benar-benar merasakan kedamaian dan kesejahteraan dengan semakin meningkatnya dakwah Islam.
”Makmurkanlah masjid ini dan jadikanlah rumah Allah ini tempat untuk memupuk rasa persaudaraan kesatuan dan persatuan umat Islam. Dari masjid inilah kita harapan akan terpancar semangat ajaran Islam yang berwajah damai, toleran, dan mengayomi seluruh komponen masyarakat,” katanya. (yn/ign)