Dalam menghadapi iklim, tekanan globalisasi, dan kemajuan teknologi yang bergerak cepat, Madura tidak bisa hanya bergantung pada seni persuasi kebudayaan atau presmian Pembangunan dibutuhkan pemimpin yang mampu bertransformasi menjadi fasilitator perubahan yang tidak hanya hadir saat pemilu, tetapi konsisten mendampingi rakyat dalam proses panjang pembangunan.
Madura memiliki sejarah panjang tentang keberanian dan ketangguhan dari tokoh pejuang seperti Pangeran Trunojoyo hingga ulama seperti KH Kholil Bangkalan, kita belajar bahwa perubahan besar lahir dari keberanian mengambil jalan berbeda.
Kini, saatnya Madura mengawali perjalanan baru dengan kepemimpinan yang tidak hanya responsif, tetapi juga relevan dan berorientasi bagi masa depan.
Penulis: Agung Nur Wibowo, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang