”Biaya transportasi untuk bolak-balik mengantarkan anak ke rumah sakit itu tidak sedikit. Apalagi yang tinggal di pelosok, perlu waktu lima – enam jam untuk datang ke RSUD,” ucap Yohanes.
Pasutri yang tinggal di Sampit ini bukan warga kalangan atas. Yohanes sebagai wirausaha dan istrinya sebagai ibu rumah tangga. Meski hidup pas-pasan, keduanya masih bisa menebar kebaikan. Tak jarang keduanya rela merogoh kocek untuk membantu para penyadang thalasemia yang kesusahan akomodasi, kesusahan urusan administrasi kesehatan, dan lain-lain.
”Bagi kami, kekayaan terbesar dalam hidup itu adalah kesehatan. Ujian hidup kami yang mengubah diri kami, bukan untuk mengejar kekayaan, tetapi memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan,” ujarnya.
Tak hanya peserta mandiri yang memandang betapa bermanfaatnya JKN, tapi juga perusahaan swasta. Anwaryono selaku Humas PT Uni Primacom menyatakan perusahaan kelapa sawit tempatnya bekerja mengikutkan 3.000 pekerja ke dalam program JKN. Langkah ini bukan hanya untuk menunaikan amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial, tapi juga demi kepentingan perusahaan dan pekerja.
”Karyawan yang sakit ditanggung JKN. Pengeluaran perusahaan untuk kesehatan karyawan menjadi lebih terukur,” kata Anwaryono.
Meski pengobatan karyawan ditanggung BPJS, perusahaan tetap menginginkan karyawan sehat dan produktif. Caranya dengan mengagendakan olahraga rutin berupa sepak bola, bola voli, bulu tangkis, fustsal, taekwondo, maupun senam. Semua fasilitas itu disediakan perusahaan.
”Ini upaya kami menyehatkan karyawan, sekaligus bentuk gotong royong kami dalam program JKN,” ujar Anwaryono.
Di sisi lain, bagi mereka yang didera penyakit, kehadiran progam JKN bak oase di padang pasir yang memberikan harapan kehidupan. Seperti yang dirasakan Misro Hussodri yang merupakan penderita gagal ginjal. Dirinya menjalani hemodialisa di RSUD dr Murjani Sampit dua kali per pekan. Itu dijalaninya sejak 2011.
”Orang-orang seperti kami ini, para penderita gagal ginjal, banyak menerima manfaat program JKN. Kalau bayar sendiri sekitar Rp 8 juta per bulan, sepanjang hidup,” ucap Misro.