”Tanah sudah ada, tinggal beli seng dan beli kayu walaupun itu sederhana. Saat ini saya minta dinas terkait mengkaji aturannya (pembangunan rumah baru untuk korban). Memang Pemkab Kotim memiliki dana BTT (bantuan tak terduga), tapi itu hanya bisa digunakan khusus untuk menangani bencana kedaruratan. Kalau kejadian insidentil seperti kebakaran tidak bisa digunakan. Mudah-mudahan ke depannya dana BTT juga bisa digunakan untuk membantu korban kebakaran rumah,” ujarnya.
Kepala Dinas Sosial Kotim Wiyono mengatakan, pihaknya sudah mendirikan tiga unit posko pengungsian darurat untuk para korban beristirahat. ”Posko pengungsian ditempatkan di tiga titik sekitar lokasi kejadian. Kemudian, menyalurkan bantuan bahan pokok untuk 12 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban,” ujar Wiyono.
Penyediaan posko konsumsi juga sudah disiapkan di depan rumah Ketua RT 20/RW 02. Pihaknya juga menyediakan menu sahur dan berbuka puasa untuk 50 orang korban kebakaran.
”Kami yang siapkan masakannya. Dananya dari bantuan swadaya masyarakat. Untuk makan sahur dan berbuka kami siapkan 50 porsi untuk korban. Korban dan keluarganya sementara tinggal di posko pengungsian. Ada yang dihuni 6 orang, 12 orang, dan empat orang. Rencananya bantuan makanan untuk para korban akan kami sediakan selama seminggu ke depan,” ujar Mastiar. (hgn/ign)