SAMPIT, radarsampit.com – Jalur alternatif darurat yang disediakan selama penutupan Jembatan Sei Lenggana di ruas Sampit-Pangkalan Bun dinilai penuh dengan risiko.
Kendaraan besar, seperti bus pengangkut penumpang, harus hati-hati melintas.
”Jembatan alternatif itu memang ngeri. Sopir (bus) yang sudah berpengalaman saja harus tetap hati-hati, karena masih kurang aman. Yang dikhawatirkan kalau busnya terguling, sementara kami juga khawatir dengan keselamatan penumpang,” kata Irfan Sutanto, Kepala Perusahaan Otobus (PO) Agung Mulia, Rabu (30/7/2025).
Irfan mengungkapkan, sistem buka tutup yang diterapkan pada jalur pengganti berdampak pada molornya kedatangan bus. Mulai Senin lalu, bus mengantre hingga 1-2 jam. Antrean lebih pendek saat malam hari karena arus lalu lintas tak begitu padat.
”Biasanya keberangkatan dari Pangkalan Bun ke Sampit jam 18.30 WIB, tiba jam 22.30 WIB. Sudah dua hari ini datangnya jam 01.00 WIB,” ucapnya, seraya menambahkan, sopir bus pun mengaku khawatir saat melintasi jalan alternatif tersebut.
Lebih lanjut Irfan mengatakan, sejumlah penumpang mengeluhkan lamanya antrean.
”Beberapa penumpang khawatir terlambat check in pesawat, karena penumpang bus juga ada yang melanjutkan perjalanan melalui jalur udara,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi lalu lintas di Jembatan Lenggana membuat perusahaan angkutan bus lain ada yang memilih meliburkan operasional bus besar demi keamanan dan keselamatan penumpang.
”Sudah sudah dua hari bus PO Yessoe tidak mengoperasionalkan busnya yang memiliki sepuluh ban, karena khawatir saat melintasi jalan alternatif yang masih belum aman dilewati,” ujarnya.
Irfan berharap sistem buka tutup di jalan alternatif tak berlangsung lama, sehingga tak mengubah jadwal kedatangan bus penumpang. (hgn/ign)