Niat Memadamkan, Warga Luwuk Bunter Dijemput Kematian

Tewas Tersengat Listrik saat Kebakaran

rumah terbakar

Pemadaman ditangani Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Luwuk Bunter, dibantu warga setempat dengan peralatan seadanya. ”Warga juga panik. Ingin menelepon damkar, jarak dari kota ke desa lumayan jauh, sehingga masyarakat berupaya membantu memadamkan dengan peralatan seadanya,” katanya.

Menurut Ady, semua desa di wilayah Cempaga sudah memiliki MPA di masing-masing desa. Juga memiliki peralatan pemadaman kebakaran portable sederhana yang disediakan melalui pengadaan anggaran dana desa, meski alatnya tidak secanggih peralatan Dinas Damkar.

Bacaan Lainnya

Kebakaran tersebut juga menyita perhatian Wakil Bupati Kotim Irawati. Saat melihat ada kepulan asap ketika dalam perjalanan pulang dari Palangka Raya menuju Sampit, Irawati langsung meninjau ke lokasi. Api ketika itu sudah berkobar menghanguskan seluruh bangunan.

Irawati menyampaikan turut berbelasungkawa atas musibah yang terjadi hingga menelan korban jiwa. ”Semoga semua keluarga korban meninggal dunia dalam musibah ini diberikan keikhlasan dan ketabahan. Termasuk korban yang rumahnya terbakar,” kata Irawati dengan wajah prihatin sambil memeluk salah seorang korban.

Baca Juga :  Desak Hentikan Pasokan BBM SPBU yang Layani Pelangsir

Irawati menambahkan, peristiwa itu harus menjadi pelajaran bagi semua pihak agar selalu berhati-hati terhadap penggunaan listrik dan semua peralatannya, kompor, serta barang lainnya. ”Kepada PLN, saya juga meminta agar melakukan edukasi, pengecekan, dan pemeliharan rutin untuk semua jaringan listrik hingga ke pelanggan rumah tangga,” katanya.

Kepala Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kotim Hawianan mengatakan, pihaknya mengetahui kebakaran tersebut dari Wabup Kotim. ”Tidak ada laporan kebakaran yang kami terima di Desa Luwuk Bunter. Saya tanya petugas yang jaga piket juga memang tidak ada. Saya hanya menerima telepon dari Ibu Wabup,” kata Hawianan.

Melihat kiriman video kebakaran yang ia terima api sudah melalap habis seluruh bangunan, Hawianan berpikir untuk menurunkan personel, mengingat lokasinya cukup jauh dari perkotaan. Di samping itu, sektor damkar hanya ada di Samuda, Parenggean, Desa Pundu, Cempaga Hulu, dan Simpang Sebabi, Telawang.



Pos terkait