PCR Akurat Deteksi Varian B1617

B1617
Ilustrasi tes PCR. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Suyuti Syamsul menyatakan, swab Polymerase Chain Reaction (PCR) yang menjadi salah satu alat diagnosa Covid-19 dianggap sudah cukup akurat untuk mendeteksi varian baru asal India B1617.

Artinya berbagai informasi yang menyatakan PCR tidak bisa mendeteksi varian baru Covid-19 tidak sepenuhnya benar. Pasalnya tiga kasus varian baru B1617 Kalteng yang diumumkan Kementerian Kesehatan, merupakan hasil pemeriksaan sampel PCR rumah sakit setempat.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

”Saya melihat di media sosial ada isu beredar bahwa PCR tidak bisa mendeteksi (varian baru Covid). Tapi pada kenyataanya sampel yang dikirim kemarin itu merupakan hasil pemeriksaan PCR yang telah menyatakan positif,” katanya, Sabtu (22/5).

Suyuti menjelaskan, pengiriman sampel PCR ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu bukan berarti varian baru tersebut hanya bisa didiagnosa dengan alat PCR yang ada di Kalteng.

Baca Juga :  Ketika Tanah dan Air di Kalteng Dibawa ke Lokasi IKN

Ia menjelaskan, pengiriman sampel ke Litbangkes kemarin bukan mendiagnositik hasil pemeriksaan pasien, namun lebih kepada untuk mengetahui varian baru tersebut benar-benar telah masuk dan terkonfirmasi di wilayah Kalteng.

”Pemeriksaan varian baru itu namanya genome sekuens, yang tujuannya untuk mengetahui varian baru di suatu wilayah. Artinya metode itu bukan untuk mendeteksi seseorang pasien menderita varian baru atau tidak,” ucapnya.

Menurutnya, tentu dengan mengetahui adanya varian baru tersebut di suatu wilayah, maka pemerintah, tim kesehatan dan jajaran terkait lainnya bisa lebih mempersiapkan diri untuk melakukan berbagai antisipasi penularan mutasi virus yang disebut-sebut memiliki tingkat penyebaran lebih cepat. ”Dengan pemerintah tahu ada varian baru itu di daerahnya, maka langkah-langkah antisipasi penularan bisa dilakukan. Mulai dari bagaimana antisipasinya, hingga penanganan di rumah sakit,” tegas Suyuti.

Ia menambahkan, meski mutasi virus ini dianggap berbahaya karena cepat menular, pihaknya memastikan secara prinsip, baik itu pencegahan dan alur pengobatan, mengatasi varian baru tersebut tidak ada bedanya dengan Covid-19 yang sebelumnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *