“Saya prihatin, tidak semua masyarakat mengetahui penyakit thalesemia. Kami berharap pemerintah daerah dapat memberikan edukasi dan penyuluhan sekaligus mengadakan skrining thalesemia untuk mencegah angka kasus thalesemia,” katanya.
Dalam perjalanannya menghimpun data sejak tahun 2021 lalu, Renny mengatakan angka kasus thalesemia terus mengalami peningkatan. “Dari 30 pasien yang saya ketahui, sekarang jumlah pasien meningkat menjadi 55 pasien,” katanya.
Meski demikian, Renny bersyukur semua pasien thalesemia di Kotim dilayani dengan baik. “Saya bersyukur dan berterima kasih, dokter dan perawat yang melayani pasien thalesemia di rumah sakit melayani kami dengan baik, memberikan pengobatan tanpa mengantre. Kami juga sangat berterima kasih dengan BPJS Kesehatan, selama menjadi peserta BPJS Kesehatan, semua biaya pengobatan dan transfusi darah ditanggung BPJS Kesehatan. Dan, tahun ini kami mendapatkan kabar gembira, Pemkab Kotim mau membantu kami menyediakan rumah singgah untuk penyandang thalesemia,” ujarnya.
Perjuangan dan ketulusannya dalam membantu dan menyemangati para orang tua yang anaknya menjadi penyandang disabilitas membuatnya dipercaya sebagai Ketua Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalesemia Indonesia (POPTI) Cabang Sampit. Surat Keputusan itu ia terima pada 5 Januari 2022 lalu. Namun, pengurus POPTI Cabang Sampit baru saja dilantik Selasa, 29 November 2022.
“Saya sudah menerima SK dari POPTI pusat pada 5 Januari 2022. Hanya kami tidak memiliki anggaran untuk mengadakan pelantikan. Kami berterima kasih kepada Pemkab Kotim yang membantu seluruh biaya dalam proses pelantikan hari ini (kemarin),” katanya.
Pelantikan Ketua POPTI Cabang Sampit diselenggarakan di Aula Anggrek Tewu Lantai II Kantor Bupati Kotim. Renny dan perwakilan dari 55 anggota POPTI Cabang Sampit dilantik oleh Sekretaris POPTI Indonesia Bangkit Prayoga.
Ketua POPTI Indonesia Ruswandi melalui Sekretaris POPTI Indonesia Bangkit Prayoga mengatakan jumlah penyandang thalesemia berjumlah 11.000 yang tersebar di 60 kota dari 23 provinsi se-Indonesia. Penyakit thalesemia dapat dialami dari usia balita hingga dewasa.