Pemkab Kotim Siapkan Rumah Singgah Pasien Thalesemia

Pengurus POPTI Sampit Dilantik

pelantikan pengurus popti kotim
DILANTIK:  Ketua POPTI Cabang Sampit Renny Septio Dewi dilantik oleh POPTI Indonesia yang disaksikan pejabat Pemkab Kotim di Aula Anggrek Tewu Lantai II, Kantor Bupati Kotim, Selasa (29/11). (HENY/RADAR SAMPIT)

“Angka kasus thalesemia terus bertambah setiap tahunnya. Thalesemia merupakan penyakit kelainan darah yang tidak menular yang diturunkan dari orang tua atau kakek neneknya. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, namun hanya bisa dilakukan pengobatan dan transfusi darah seumur hidupnya,” ujar Bangkit yang juga merupakan penyandang thalesemia.

Bangkit Prayoga mengatakan penyakit thalesemia merupakan salah satu penyakit yang menelan anggaran BPJS Kesehatan terbanyak. “Pengobatan dan transfusi darah itu rutin dilakukan setiap bulan. Rumah sakit menjadi rumah kedua bagi penyandang thalesemia,” katanya.

Bacaan Lainnya

Terpisah, Bupati Kotim Halikinnor yang diwakilkan oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Sekretariat Daerah Kotim Najmi Fuadi mengatakan, dukungan Pemkab Kotim dalam mencegah kasus thalesemia terus diupayakan.

“Penyandang thalesemia tidak bisa bergerak sendiri, ini mengharuskan pemerintah untuk membantu. Karena ini tidak hanya menjadi tugas orang tua saja tetapi tanggungjawab pemerintah,” kata Najmi Fuadi.

Baca Juga :  MAN Kotim Gelar Pelepasan Siswa Angkatan ke-32

Kedepannya,  Najmi mengatakan perlu adanya program dari Dinkes Kotim dan Kemenag khususnya dalam memberikan penyuluhan dan edukasi terkait penyakit thalesemia.

“Penyakit thalasemia bisa dicegah melalui kerjasama Kemenag. Setiap calon pasangan yang ingin menikah perlu melakukan skrining thalesemia agar mengetahui apakah ada kemungkinan keduanya memiliki sifat bawaan yang sama yang memungkinkan anaknya mengidap penyakit thalesemia,” ujarnya.

Di samping itu, penyuluhan dan edukasi perlu dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kotim agar masyarakat mengetahui penyakit thalesemia. “Rumah sakit sudah menyediakan Poli Thalesemia, pemerintah daerah sudah menyediakan bantuan bangunan rumah singgah. Tinggal bagaimana penyuluhan dan langkah pencegahan penyakit thalesemia itu yang perlu diprogramkan rutin,” tandasnya. (hgn/yit)



Pos terkait