Pemkab Kotim Siapkan Rumah Singgah Pasien Thalesemia

Pengurus POPTI Sampit Dilantik

pelantikan pengurus popti kotim
DILANTIK:  Ketua POPTI Cabang Sampit Renny Septio Dewi dilantik oleh POPTI Indonesia yang disaksikan pejabat Pemkab Kotim di Aula Anggrek Tewu Lantai II, Kantor Bupati Kotim, Selasa (29/11). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menjawab kendala yang dihadapi pasien thalesemia di Kotim yang memerlukan rumah singgah. Usulan itu sudah disampaikan Renny Septio Dewi salah satu orang tua pasien penyandang thalesemia yang berjuang membantu para penyandang thalesemia khususnya yang berdomisili jauh dari RSUD dr Murjani Sampit.

“Terima kasih banyak kepada BPJS Kesehatan  Kotim, RSUD dr Murjani Sampit, Dinas Kesehatan Kotim yang selama ini membantu dan melayani penyandang thalesemia. Terkhusus untuk Pak Bupati Kotim terima kasih atas bangunan pinjam pakai yang akan dijadikan rumah singgah,” kata Renny Septio Dewi, Selasa (29/11).

Bacaan Lainnya

Rumah singgah itu saat ini masih dalam tahap renovasi agar layak ditempati pasien penyandang disabilitas yang berdomisili jauh dari  Sampit agar lebih dekat berobat secara rutin ke rumah sakit. Lokasinya berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani.

“Saya sudah menyewa rumah singgah dari Mei 2021. Bangunan kost satu pintu di Jalan Batu Granit yang berada dekat di sebarang rumah sakit. Saya merasa kasihan, karena melihat ada pasien dan orang tua yang tinggal jauh dari Sampit harus mengeluarkan biaya setiap bulannya tidak hanya untuk biaya transportasi pulang pergi dan biaya makan tetapi juga biaya sewa menginap,” kata Renny.

Baca Juga :  Bupati Kotim Turun Tangan Tagih Dana Patungan Perbaikan Jalan Lingkar Selatan

Renny tergerak hati untuk membantu menyediakan rumah singgah yang disewanya. Namun, rumah kost singgah itu bukan untuk dirinya melainkan khusus para pasien thalasemia yang membutuhkan tempat singgah beristirahat.

“Rumah kost singgah itu gratis. Saya yang membayarnya setiap bulan, terkadang listrik dibantu oleh relawan. Karena itu, saya mencoba mengusulkan ke Pak Bupati Kotim agar dapat memberikan bangunan untuk rumah singgah yang lokasinya tak jauh dari rumah sakit dan disetujui tahun ini,” katanya.

Renny mengatakan, penyakit thalesemia masih awam diketahui masyarakat. Pasien yang mengalami penyakit thalesemia harus siap menjalani hidup melakukan pengobatan rutin dan transfusi darah secara rutin setiap dua minggu atau sebulan sekali tergantung tingkat keparahan penyakitnya.



Pos terkait