Radarsampit.com – Sebuah ilustrasi di laman website Alanqasaharica cukup mengejutkan, terlihat daerah segitiga yang jika ditarik sekarang mencakup wilayah Kota Sampit, Palangka Raya dan Banjarmasin, sebelum abad ke 14 Masehi masih merupakan lautan.
Dari kawasan segitiga tersebut sekarang mencakup Kota Kuala Kapuas,Marabahan,Pulang Pisau bahkan daerah Tumbang Nusa.
Sorotan dalam hal ini tentunya adalah pendangkalan laut yang sudah masuk ke dalam peradaban manusia di Pulau Kalimantan sama halnya dengan Pendangkalan Selat Muria di Jawa Tengah.
Banyak hal yang mempengaruhi dari kondisi geografis tersebut, termasuk cikal bakal lahirnya Suku Banjar di abad ke 13.
Dari berbagai referensi sejarah dan penelitian, Alanqasarica mendapatkan gambaran bentuk geografis Pulau Kalimantan dari abad ke abad.Diantaranya merupakan referensi luar negeri para ahli sejarah dan geografis yaitu Notes on the Malay Archipelago and Malacca dan Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula.
Dengan menelisik dari data tersebut dan dihubungkan dengan referensi genetika Cikal Bakal Suku di indonesia maka penulis menganalisa bahwa kondisi geografis Pulau Kalimantan sebelum abad 14 selain mempengaruhi bentuk fisik tanah di kawasan segitiga yang mayoritas gambut dan rawa-rawa dikarenakan pengendapan air laut ( Seperti Tumbang Nusa) juga menjadi cikal bakal asimilasi antara Suku Dayak dan Suku Melayu sebelum abad ke 14 Masehi.
Diketahui dari penelitian genetika Lembaga Eijkman, Bogor gambaran Genetika DNA Suku Banjar terdiri dari 75 persen Melayu dan 25 persen Dayak. Erat kemungkinan dulunya terjadi migrasi besar-besaran antara Suku Melayu (Asal Sumatera, Semenanjung Melayu dan Kalbar) ke wilayah segitiga tersebut.
Dikarenakan wilayah segitiga masih berbentuk lautan,budaya maritim Suku Melayu membawa mereka sampai di Kerajaan Nansarunai ( Dayak Maanyan di Kalimantan Tenggara). Dari situ kemungkinan besad terjadi asimilasi yang melahirkan percampuran dari kedua suku.
Dari Suku Melayu dan Dayak Maanyan melahirkan Suku Banjar Hulu Sungai (Banjar Pahuluan) yang kini mendiami wilayah Kandangan,Barabai dan Amuntai sedangkan dari Suku Melayu dan Dayak Ngaju melahirkan Suku Banjar Kuala (Banjar Kuala) mayoritas berada di wilayah Banjarmasin, Martapura dan Pleihari.