Pengeroyokan Pelajar Ternyata Belum Damai Sepenuhnya, Keluarga Korban Tuntut Hal Ini

Kesepakatan damai perkara pengeroyokan siswa SMPN 4 Sampit belum sepenuhnya menyelesaikan permasalahan
BERLANJUT: Mediasi kasus pengeroyokan yang menimpa pelajar SMPN 4 Sampit berlanjut, Selasa (21/12). Dalam pertemuan itu, pihak keluarga korban menuntut ganti rugi biaya pengobatan. (HENY/RADAR SAMPIT)

Mendengar hal itu, orang tua pelaku mengaku keberatan dengan permintaan biaya pertanggungjawaban untuk pengobatan yang mencapai puluhan juta.

”Terus terang, saya tak ada kemampuan sampai segitu. Saya ini hanya ibu rumah tangga, yang bekerja suami. Saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri, perlu merundingkannya dengan suami,” ucap salah seorang orang tua pelaku.

Bacaan Lainnya

Hal yang sama juga diungkapkan orang tua pelaku lainnya. ”Kalau (uang) segitu kami tidak mampu. Guru di sini tahu saja perekonomian kami. Saya bicarakan dulu dengan suami,” ungkapnya.

Orang tua pelaku lainnya ada yang meminta agar orang tua korban mengurus pembuatan kartu BPJS Kesehatan sehingga biaya pengobatan bisa lebih ringan.

”Saya bukan tidak mau bertanggung jawab, kalau bisa kami mau melihat nota biaya pengobatannya agar kami bisa mengganti biaya pengobatannya bersama-sama. Kalau belum membuat kartu BPJS, saya menyarankan agar itu BPJS-nya diurus, agar biaya pengobatan tidak terlalu memberatkan. Kita mencari jalan keluar sama-sama, saya juga ingin masalah ini segera selesai,” ungkap orang tua pelaku lainnya.

Baca Juga :  Heboh Surat Suara DPD RI di Kotim Terselip saat Pencoblosan

Sementara itu, Kepala SMPN 4 Sampit Suyatmi mengharapkan agar persoalan antara kedua belah pihak dapat segera terselesaikan. ”Kami mengharapkan permasalahan ini bisa segera selesai. Kami hanya memfasilitasi mempertemukan kedua belah pihak, mencari solusi yang terbaik agar ke depannya tidak ada lagi masalah di kemudian hari,” katanya.

Terkait permintaan orang tua korban, pihak sekolah memberikan tenggat waktu hingga dua hari. “Kami memberikan tenggat waktu dua hari untuk merundingkan dan memutuskan. Kamis pagi sebelum pembagian nilai rapor siswa, kami harapkan orang tua pelaku dan orang tua korban datang bersama suami istri agar permasalahan ini dapat segera tuntas. Anak-anak bisa kembali belajar dengan tenang, tertib dan tentram,” pungkasnya.

Dalam pertemuan sebelumnya, Senin (20/12) lalu, meski mediasi antara orang tua pelaku dan korban berlangsung alot, namun semua sepakat tak melanjutkan masalah tersebut ke proses hukum. Pelaku pengeroyokan hanya diminta mengundurkan diri dari sekolah tersebut.



Pos terkait