Peringati Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Kotim Gelar Seminar dan Galang Donasi untuk Anak Stunting

seminar
SEMINAR:  Puluhan Anggota IDI Kotim menghadiri seminar CME dalam rangka Hari Bakti Dokter Indonesia di Ruang Dynasty Aquarius Boutique Hotel Sampit, Jumat (19/5). (HENY/RADAR SAMPIT)

“Pada momen Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Kotim juga menggalang donasi untuk anak stunting. Kami membuka donasi selama sepekan kedepan yang dari uang yang terkumpulkan dibelanjakan makanan untuk anak-anak stunting,” ujarnya.

Kegiatan berikutnya, kegiatan inti yaitu seminar CME yang diiisi oleh tiga pemateri. Materi pertama terkait hukum, etika, disiplin dan hukum dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Materi ini disampaikan oleh dr Franky Sumarlie Sp Obgyn Sub Sp Obginsos (K).

Bacaan Lainnya

Franky menekankan bahwa setiap tenaga kesehatan atau medis dituntut memiliki sikap professional dalam bertugas, meletakkan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi, memiliki sikap rasa saling menghormati kepada pasien, keluarga, teman sejawat atau rekan kerja, perawat bidan,  dan apoteker.

“Kita yang berprofesi sebagai dokter dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual yang baik, memahami undang-undang yang berlaku, memiliki etika dan berkomitmen penuh melayani masyarakat,” kata dr Franky.

Baca Juga :  Upaya Pemkab Bantu Warga, Ramai-Ramai Serbu Operasi Pasar

Kendati demikian, dalam kenyataannya tenaga kesehatan khususnya dokter masih dihadapkan pada tantangan dan godaan materialistik yang sangat besar, tidak semua dokter mementingkan pasien.

“Kenyaataan yang seperti ini tidak menutup kemungkinan, seorang dokter bisa saja dilaporkan karena tersandung hukum karena melanggar etika, disiplin dan hukum,” kata dr Franky.

Ada banyak kasus dokter di Indonesia yang tersandung etika, disiplin dan hukum seperti membuat konten TikTok yang dilaporkan ratusan pasien karena malapraktik. Adapula kasus lain, seorang dokter bedah yang pamer potongan daging dan lemak manusia yang diposting di TikTok, akibat perbuatannya dokter ini dilarang melakukan praktik dan masih banyak lagi kasus pelanggaran etika, disiplin dan hukum.

Materi yang disuguhkan Franky bukan untuk menakut-nakuti rekan sejawat sesama dokter. Namun, untuk saling mengingatkan agar kasus yang demikian jangan sampai terjadi dilakukan oleh dokter yang bertugas di Kotim.

Untuk menghindari pelanggaran itu, Franky mengajak para dokter untuk melaksanakan tugas dan ketentuan sesuai profesi, melaksanakan praktik kedokteran dengan kompeten, melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara professional kepada semua pasien dengan baik, serta tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak martabat dan profesi kedokteran.



Pos terkait