Ribuan Karyawan Perkebunan Tak Bisa Memilih

ribuan karyawan tak bisa nyoblos
Membeludak : selain pemilih yang antri masuk TPS, banyak pula karyawan perusahaan yang berbondong-bondong datang ke TPS tapi kesulitan untuk menggunakan hak pilihnya

”Tapi, untuk pindah memilih sudah ditutup, jadi tidak ada lagi pengajuan untuk pindah memilih,” ujarnya.

Dia menjelaskan, sejak jauh-jauh hari, sejatinya KPU sudah melakukan pembahasan dan berkoordinasi bersama perusahaan di Lamandau untuk menyiapkan TPS khusus yang disiapkan di kawasan perusahan untuk memfasilitasi pindah pemilih yang merupakan karyawan perusahaan.

Bacaan Lainnya

”Beberapa bulan lalu kami sudah bersurat ke perusahaan untuk mengakomodir pindah memilih. Tentunya untuk yang KTP dari luar Lamandau dan kami sudah bersurat,” jelasnya.

Wawan menambahkan, dari hasil tersebut, memang ada sebagian perusahaan yang karyawannya sudah mengurus pindah memilih. ”Bahkan, ada di perusahaan yang kami bentuk TPS khusus untuk pindah memilih tersebut,” katanya.

Informasi dihimpun, dari belasan perusahaan di Lamandau, hanya ada dua perusahaan yang memiliki TPS khusus, di antaranya di perusahaan pertambangan milik Kapuas Prima Coal (KPC) di Desa Bintang Mengalih, Kecamatan Belantikan Raya, dan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Trieka Agro Nusantara (TAN).

Baca Juga :  Petani Buah Naga Kotawaringin Barat Terancam Bangkrut

Ada beberapa kendala yang menjadi pertimbangan perusahaan tidak mau mendirikan TPS khusus, di antaranya menghindari politisasi yang dikhawatirkan akan ada intervensi jika salah calon tertentu menang di TPS khusus.

Kemudian, terkait keamanan, karena setiap perusahaan harus bertanggung jawab penuh terhadap TPS khusus yang disiapkan, sehingga perusahaan tidak ingin mengambil risiko. Selain itu, banyak juga karyawan yang tidak mengurus pindah memilih, sehingga tidak bisa didirikan TPS khusus.

”Mengurus pindah memilih itu harus orang yang bersangkutan langsung, tidak boleh diwakilkan. Apalagi diurus secara kelompok (kolektif) oleh perusahaan. Ini juga yang menjadi alasan mengapa banyak karyawan yang kehilangan hak pilihnya,” katanya. (mex/ign)



Pos terkait