Selain urusan kebersihan, Johny juga menegaskan pentingnya pelayanan prima kepada para pedagang. Ia meminta petugas keamanan meningkatkan penjagaan, agar keamanan dan kenyamanan pedagang serta pengunjung tetap terjaga. Petugas cleaning service juga diingatkan untuk menjaga kebersihan seluruh area pasar, termasuk toilet dan tempat wudhu.
Tak hanya itu, persoalan fasilitas fisik pasar pun menjadi sorotan Johny. Dia menemukan banyak lampu penerangan di dalam pasar yang sudah mati dan tak berfungsi. CCTV sebagai alat pengawas keamanan pun dilaporkan dalam kondisi tidak aktif.
“Permasalahan infrastruktur ini juga jadi perhatian saya. Banyak lampu yang mati, CCTV tidak aktif, lalu jalan di halaman luar pasar banyak yang berlubang karena tambalan yang dulu dipasang sudah mengelupas. Kalau hujan, jadi tergenang. Apalagi di area dekat pasar ikan, genangan itu menimbulkan bau yang sangat dikeluhkan para pedagang,” ungkapnya.
Menurut Johny, pembenahan infrastruktur di dalam pasar tidak bisa dilakukan serta-merta, karena memerlukan dukungan anggaran. Ia menegaskan akan segera menyampaikan usulan kebutuhan perbaikan ini ke Bupati Kotim.
“Instalasi listrik juga sudah tua dan butuh pembaruan. Itu akan kami sampaikan ke Pak Bupati. Mudah-mudahan bisa menjadi prioritas dalam anggaran,” katanya.
Johny mengakui, amanah yang dipercayakan Bupati Kotim Halikinnor kepadanya bukanlah tugas ringan. Selain menjabat sebagai Plt Kepala DiskopUKM Perindag, ia juga masih mengemban jabatan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kotim.
“Pak Bupati menempatkan saya di posisi ini bukan tanpa alasan, tentu dengan harapan besar. Tugas ini tanggung jawab berat, tapi saya akan jalankan dengan maksimal. Apa yang menjadi harapan beliau, semoga bisa saya penuhi dengan baik,” tutupnya. (yn/yit)