Sementara itu, Wakasek Bidang Kesiswaan, SMAN 2 Pangkalan Bun yang tidak mau menyebutkan namanya menegaskan bahwa pihaknya merasa keberatan apabila pelaku tawuran hanya disebut dari sekolahnya saja, karena pada saat kejadian ada sejumlah sekolah yang juga terlibat.
Menurutnya tujuh orang tersebut berasal dari SMA Negeri 1 Pangkalan Bun, SMA Negeri 3 Pangkalan Bun, dan dari SMK 2 Pangkalan Bun hal itu berdasarkan keterangan dari siswa mereka yang terlibat tawuran.
“Yang terlibat bukan hanya SMAN 2 saja, tapi ada tujuh orang yang terdiri dari beberapa sekolah, jadi bukan kami saja yang muncul, saya tidak mau hanya nama sekolah kami yang jelek,” tegasnya.
Ia menyebut kejadian tersebut karena ada pemicu video dari siswa STM-SMKS Putra dengan narasi tidak pantas hingga siswa SMAN 2 merasa tersinggung dan dibalas dengan kiriman video.
Kemudian kiriman video terus berbalas, hingga anak STM-SMK Putra mengirimkan video dengan narasi menunggu di halte dengan postingan berbagai senjata tajam.
“Karena balas-balasan video anak-anak menjadi panas dan pada saat itu selesai persoalan. Anak yang dalam video membawa senjata tajam itu pada saat itu tidak sekolah dan video yang muncul hanya anak kami yang bawa senjata tajam, tetapi ada video pemicunya dan kami pegang bukti videonya,” bebernya.
Ia menegaskan bahwa saat ini pihaknya tidak mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, karena kedua pihak sama-sama salah. Dan awal pemicunya karena pertandingan futsal hingga saling sindir di Tiktok.
Kemudian karena melakukan pelanggaran berat, pihak sekolah mengambil kebijakan bahwa siswa yang terlihat dalam video membawa sajam dikembalikan kepada orang tuanya.
“Sudah tidak di SMAN 2 lagi dan dikembalikan ke orang tuanya dengan alasan melakukan pelanggaran berat terhadap tata tertib sekolah. Guru BP, Kepala Sekolah, dan Bidang Kesiswaan sepakat untuk mengembalikannya kepada orang tua,” kata dia.
Selanjutnya mereka berkoordinasi dengan kepala STM-SMKS Putra, dan kepala sekolah STM-SMKS Putra mengaku terkejut dan tidak tahu peristiwa itu karena terjadi diluar jam pelajaran sekolah.