Sungai Sepingit jadi Surga Bagi Orangutan di Kotawaringin Barat

orangutan
HUTAN: Suasana KUPS Ekowisata Palas Danau Sepingit, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Sabtu (2/3/2024) (SULISTYO/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Hutan kecil di Sungai Sepingit, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), menjadi surga bagi orangutan, bekantan, serta satwa endemik lainnya.

Sungai Sepingit yang masuk dalam Hutan Kemasyarakatan (HKM) Meniti Fajar dan dikelola oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Ekowisata Palas Karma itu juga dikenal sebagai tempat yang nyaman bagi koloni buaya.

Bacaan Lainnya

Berbagai satwa endemik dijaga oleh anggota KUPS yang secara periodik melakukan pemantauan, termasuk dari aktivitas penyetruman.

Puluhan sarang orangutan di cabang dahan terlihat ketika menuju lokasi Danau Sepingit dari muara Sungai Arut. Hutan Sepingit dan Selangkun menjadi benteng terakhir bagi puluhan orangutan.

Sekretaris KUPS Ekowisata Palas Karma, Sugiyanto mengungkapkan, Sei Sepingit merupakan harta karun bagi mereka yang mengelola ekowisata. Tidak kurang 40 individu orangutan hidup liar.

Baca Juga :  Dua Pemotor di Pangkalan Bun Sekarat setelah Adu Kuat

“Makanan alami mereka tersedia di hutan ini, buah-buahan hutan menjadi sumber pakan utama mereka, bila beruntung bisa melihat hingga belasan orangutan yang sedang makan buah,” ujarnya.

Menurutnya, KUPS Ekowisata Palas Karma bakal menjadi ikon wisata baru di Kobar. Dengan waktu tempuh hanya 1,5 jam melalui transportasi air, tidak menutup kemungkinan wisatawan domestik maupun mancanegara akan berduyun-duyun ke tempat tersebut.

KUPS Ekowisata menghadirkan orangutan dan bekantan sebagai daya tarik utama. Secara perlahan mereka akan melengkapi sarana dan prasarana penunjang pariwisata termasuk kelotok wisata dan home stay serta spot memancing bagi wisatawan.

Bahkan untuk mengetahui jumlah pasti individu orangutan dan bekantan serta buaya dan berbagai potensi yang ada di wilayah KUPS Ekowisata, mereka akan menggandeng akademisi melakukan riset.

“Apa yang ada di Taman Nasional Tanjung Puting, juga kita miliki di tempat wisata kami, bukan hanya satwa tapi di situ juga ada aktivitas masyarakat tradisional,” pungkasnya. (tyo/yit)

 

 



Pos terkait