Makin Banyak Peminat, PSK di Daerah Ini Layani Tiga Pria Per Hari

PSK simpang kodok
PENJAJA CINTA: Empat PSK yang kedapatan beroperasi di eks lokalisasi Simpang Kodok saat berada di Satpol PP Kotawaringin Barat, Kalteng baru-baru ini. (Istimewa)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com –  Salah seorang pramunikmat di Simpang Kodok, Kabupaten Kotawaringin Barat, mengaku melayani dua hingga tiga pria hidung belang per hari. Dia memasang tarif Rp 150 ribu untuk main short time.

“Di sini sebenarnya enak saja, sehari saya bisa dapat tamu dua sampai tiga orang, short time Rp 150 ribu, bayar kamar Rp 50 ribu,” beber salah seorang pekerja seks yang dirazia Satpol PP Kobar baru baru ini.

Bacaan Lainnya

Dia menegaskan bahwa razia yang digelar Satpol PP Kotawaringin Barat hanya di Simpang Kodok bagian luar, sedangkan bagian dalam tidak tersentuh. Padahal di bagian dalam banyak yang berprofesi sebagai pekerja seks.

Baca Juga :  Demi Susu Anak dan Skincare, Perempuan Ini Nekat Jadi PSK

Meski ditangkap, ia mengaku akan kembali menjalani profesi sebagai pekerja seks. Bila di Simpang Kodok dirasa sudah tidak aman, maka akan pindah ke Bukit Sintang atau Simpang Kenawan.

Perlu diketahui, Satpol PP Kobar baru-baru ini melaksanakan operasi penertiban dan mengamankan empat pramunikmat yang beroperasi di sekitar Simpang Kodok.

Sayangnya penertiban tidak menyeluruh di bekas lokalisasi prostitusi itu. Setelah penertiban, masih banyak warung remang buka dan memasukan pria hidung belang ke kamar-kamar yang disiapkan di warung kopi tersebut.

Bukan hanya di Simpang Kodok, warga mengungkapkan bahwa di perbatasan Kabupaten Lamandau dan Kotawaringin Barat yaitu di Bukit Sintang, makin marak prostitusi terselubung berkedok warung kopi.

Salah seorang warga Jalan Ahmad Yani, RT 20, Desa Purbasari, Aira, mengungkapkan, sejatinya operasi penertiban beberapa hari lalu diprioritaskan di Simpang Kodok bagian dalam yang merupakan lokasi eks prostitusi, bukannya warung remang di tepi jalan raya.

“Salah sasaran atau bagaimana, kan harusnya diutamakan yang di dalam karena disitu yang paling banyak, kalau di pinggir jalan hanya segelintir saja,” ungkapnya.  (tyo/yit)

 



Pos terkait