“Penting untuk tetap tenang dan melaporkan ke petugas kesehatan melalui nomor kontak yang tertera di kartu vaksinasi jika keluhan tidak berkurang. Intinya di Kalteng tidak ada kasus kematian akibat vaksinasi Sinovac dan AstraZeneca melainkan karena faktor penyakit lain yang diderita. Untuk detailnya ada di laporan,”paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul menambahkan, vaksinasi masyarakat Kalteng sudah mencapai 20 persen. Hal itu terjadi lantaran kelangkaan vaksin yang terjadi dimana-mana.
”Problemnya vaksin itu tidak bisa kita buat, tetapi harus impor sehingga terbatas. Untuk kejadian pasca vaksin terjadi ringan saja, seperti diare, demand an gatal-gatal. Itu wajar saja karena ada vaksin yang sudah ratusan tahun ada beberapa kendala,” sebutnya.
Sayuti menekan, agar hal itu jangan dibesarkan sehingga dianggap kegagalan vaksin. Sebab, hal itu tidak menjadi pedoman.
”Ingat vaksin itu belum 70 persen, ini masih 20 persen. Nah kalau 70 persen bisa terlindungi. Artinya jika ada tervaksin masih terpapar itulah yang ada di masyarakat. Meski kematian 4 persen terjadi itu yang sudah divaksin, tetapi 96 persen yang meninggal belum divaksin.,” pungkasnya. (daq/gus)