”Saya sudah dua hari ini tidak tidur. Anak mau masuk sekolah, biaya angsuran sudah menunggu hitungan hari, tiba-tiba kami diberhentikan. Saya akui, dengan gaji Rp 2 juta itu bagi saya sangat berarti. Saya bisa membiayai kebutuhan hidup keluarga,” kata tenaga kontrak yang meminta namanya tak disebutkan ini.
Seorang guru kontrak yang telah mengabdi sejak 1997 dengan gaji awal Rp 2.500, Marlince, juga berharap mereka bisa difungsikan kembali. Dia tidak menyoal kontrak mereka harus berakhir tahun 2023. Akan tetapi, pemerintah seharusnya melihat masa pengabdian mereka yang sudah berpuluh tahun untuk mencerdaskan anak didiknya.
”Kami berharap kami dikembalikan lagi. Kami ingin mengabdi,” katanya sambil berlinang air mata di depan anggota DPRD Kotim dan Sekretaris Daerah.
Reni, guru SD Negeri Rantau Sawang, Kecamatan Telaga Antang juga turut jadi korban tenaga kontrak yang tidak lulus. Padahal, dia sudah mengajar sejak 2008.
”Kami mengajar cuma dua orang di situ dan semuanya tidak lulus. Kami berdua harus mengajar masing-masing tiga kelas. Enam rombongan belajar kami pegang. Tolong saja kami dibantu. Kami turun ke Sampit hari ini saja habis Rp 1,5 juta. Mohon pertimbangannya. SK-kan kami kembali,” tegasnya.
RF, guru SD di Kotim yang telah mengabdi selama 15 tahun merasa tidak dihargai. ”Kami kuliah sudah, sarjana sudah. Banyak sekali tenaga kontrak yang tak lulus,” ujarnya.
”Kami tidak menginginkan evaluasi ulang. Kalau kami sampai diputus kontrak, maka pupus harapan kami untuk bisa ikut P3K (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja),” tambahnya.
Dirinya dan ratusan tenaga kontrak lainnya kecewa dengan munculnya tenaga kontrak baru dengan jenjang pendidikan SMA yang diluluskan. ”Mohon keputusan hasil evaluasi ini dipertimbangkan. Kami tidak ingin evaluasi ulang. Kami sangat kecewa. Selama puluhan tahun bekerja, kalah dengan tenaga kontrak baru,” katanya.
Tenaga guru lainnya mempertanyakan kebijakan pemerintah yang tidak menerima tenaga kontrak dengan jenjang pendidikan SMA. Namun, pada hasil tes seleksi, banyak tenaga kontrak baru yang hanya lulusan SMA.