“Kami terus berkomitmen membantu pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produknya. Namun, pelaku UMKM juga harus mempunyai semangat, untuk naik kelas menjadi wirausahawan yang sukses, mampu menembuskan produknya hingga luar daerah,” kata Direktur BUMD, BLUD, dan Barang Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kemendagri RI
Budi juga menegaskan bahwa UMKM mempunyai peran cukup strategis pada pembangunan ekonomi dalam skala nasional. “Selain di perkotaan, UMKM juga dipandang mempunyai prospek yang bagus di masa mendatang untuk pengembangan ekonomi,” ucapnya.
Bahkan, kata dia, pemerintah selalu mendorong UMKM di ranah pedesaan untuk bisa maju dan berasing dengan jenis usaha lain dalam kancah internasional.
UMKM yang dijalankan di pedesaan ternyata mempunyai berbagai manfaat, terutama untuk perekonomian nasional. Beberapa di antaranya dapat menyumbang nilai PDB (Produk Domestik Bruto), bahkan di Indonesia, UMKM desa merupakan salah satu penyumbang terbesarnya.
Ia menilai, UMKM desa juga bisa menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi permasalahan ekonomi pada kelas kecil sampai menengah. “Tak hanya itu saja, UMKM di desa juga mampu mengurangi pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan yang baru,” jelasnya.
Target rasio kewirausahaan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah mencapai 3,9% dan pertumbuhan wirausaha baru sebesar 4% pada tahun 2024
UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.(sla)