Dia pun berinisiatif menjual lahannya yang berada di sisi utara desa kepada warga yang memiliki dana ganti rugi. Ada yang bersedia membeli, tapi tentu harganya jauh di bawah lahan yang masuk penlok.
Adapun Sukadi senasib dengan Kasto. Dari yang sebelumnya menjadi buruh tani kini harus bekerja serabutan untuk menyambung hidup.
Bapak dua anak itu menyampaikan, nasib yang dialami dirinya juga dirasakan oleh puluhan buruh tani di desa tersebut. ’’Banyak yang menganggur sekarang, kerja juga musiman. Akhirnya, banyak yang memilih kerja di luar desa,’’ katanya. (*/an/tok/c6/ttg)