“Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Jadi 144,52 ribu orang jumlah penduduk miskin September 2022. Menurun 0,06 persen poin perubahan terhadap persentase kemiskinan Maret 2022 (5,28%). Berkurang sebesar 0,6 ribu orang terhadap penduduk miskin pada Maret 2022 (145,10 ribu orang),” papar Ambar Dwi Santoso.
Ia juga mengungkapkan, komoditi yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan, komoditi makanan seperti beras, rokok kretek filter, daging ayam ras,telur ayam ras, mie instan, gula pasir, bawang merah, kopi bubuk, kopi instan, tahu hingga cabai rawit.
“Non makanan perumahan, bensin,listrik, perlengkapan mandi dan Pendidikan,” tukasnya.
Dwi menambahkan, persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
”Sebab indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.Kita optimis perekonomian bakal lebih baik,”pungkasnya.(daq/gus)