“Masyarakat jarang dan belum tentu berkesempatan ketemu bupati, tetapi lewat surat aspirasi itu bisa tersampaikan. Makanya sekda buat saja kotak surat yang disediakan untuk menampung surat dari masyarakat maupun pelajar. Silakan buat surat apa saja dan saya lebih senang dikritik karena dengan dikritik saya jadi tahu mana salah dan yang benar karena kami menyiapkan anggaran dan menyusun program itu menurut versi pemerintah daerah, padahal belum tentu masyarakat setuju ” katanya.
Karenanya, Halikinnor berterima kasih kepada pelajar yang telah ikut berpastisipasi mengikuti lomba ini dan khusus peserta jauh dari Samuda dan Cempaga diberikan tambahan uang transportasi masing-masing sebesar Rp 500.000 bukan untuk membedakan di kota.
“Tulisan kalian itu sangat berarti bagi pemerintah daerah dalam menyusun program dan masukan, jadi jangan berhenti menulis dan terus berkarya. Tulis saja apa yang menjadi keinginan kaum muda dan itu akan mungkin akan menjadi pertimbangan saya dalam menentukan dan memutuskan kebijakan,” katanya. (hgn)