Data sementara, genangan paling parah terjadi di sekitar Jalan Teratai IV dengan kedalaman 10-60 cm dengan jumlah warga yang terdampak ada 125 KK dari keterangan Ketua RT setempat.
Banjir juga menggenangi sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah, rumah ibadah, dan lain-lain. Salah satunya, Pondok Pesantren Datuk Aitam yang membuat kegiatan belajar mengajar terpaksa dipindahkan ke masjid setempat.
“Tim reaksi cepat kami masih bergerak melakukan pemantauan dan membantu warga di lapangan. Kita doakan saja semoga genangan segera surut,” pungkasnya.
Di samping faktor cuaca, banjir yang menggenangi sebagian wilayah Kota Sampit diduga juga disebabkan saluran drainase yang belum maksimal. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DSDABMBKPRKP) Kotim Mentana Dhinar Tistama menyampaikan permohonan maaf.
”Kami selaku OPD teknis memohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini, di samping faktor alam, kami menyadari upaya teknis yang kami lakukan belum maksimal karena belum semua ring drain, baik luar maupun dalam, dinormalisasi,” ucapnya.
Mentana menambahkan, saat ini proses normalisasi sungai maupun drainase masih berlanjut. Pada Sabtu lalu, ekskavator amfibi yang dioperasikan pihaknya telah menuntaskan normalisasi Sungai Baamang dan dilanjutkan ke wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Secara bersamaan, ekskavator long arm juga dioperasikan untuk normalisasi Sungai Mentawa. Dalam hal ini pemerintah daerah tengah berupaya untuk mewujudkan sistem drainase yang baik di Kota Sampit.
Namun, yang turut menjadi sorotan pihaknya adalah masih banyak drainase di kawasan permukiman yang tidak berfungsi maksimal dan hal ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi semua pihak.
Masyarakat diharapkan turut menjaga kebersihan lingkungan, khususnya drainase di wilayah masing-masing agar aliran air lancar.
”Kami juga mengharapkan kolaborasi dan partisipasi dari masyarakat dan stakeholders terkait untuk bersama-sama menjaga dan memelihara drainase kita, khususnya di permukiman,” demikian Mentaya.