Berisiko Menularkan, Kontak Erat Dianjurkan Isoman

isolasi
ILUSTRASI ISOMAN: Petugas memasang stiker di salah satu rumah pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri.(IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Seseorang yang merasa yakin telah kontak erat berdekatan atau kontak fisik dengan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dianjurkan menjaga diri dengan melakukan isolasi mandiri (isoman).

“Orang yang merasa kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif itu lebih rentan dan berisiko menularkan orang di sekitarnya. Jadi, sebaiknya jaga diri, lapor ke puskesmas dan lakukan isoman, hindari keluar rumah kalau tidak perlu,” kata Umar Kaderi, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Sabtu (24/7).

Bacaan Lainnya

Umar menjelaskan, masa isoman berlangsung selama 7-14 hari sejak seseorang menyadari kontak erat dengan pasien Covid-19. Selama masa itu, seseorang yang masih berstatus suspect atau diduga terpapar Covid-19 dianjurkan menjalankan isoman dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat mulai dari menggunakan masker sepanjang beraktivitas di dalam rumah maupun di luar rumah, sering mencuci tangan menggunakan sabun, rajin membersihkan rumah dan menyemprotkan cairan disinfektan, menjaga jarak dengan orang lain dan hindari berkerumun.

Baca Juga :  Terbitkan Aturan Baru Penanganan Pasien Covid-19

“Merasa kontak erat harus isoman juga. Jadi, tidak hanya pasien positif saja yang isoman. Karena, dari pantauan nakes, tingginya kasus orang yang terkonfirmasi positif disebabkan karena banyak masyarakat yang merasa kontak erat tapi tidak isoman, tidak jaga diri, merasa sehat, keluar beraktivitas kesana kemari tanpa menjaga prokes. Padahal, orang yang kontak erat ini tidak menutup kemungkinan berpotensi menularkan orang sekitarnya,” kata Umar.

Kendati demikian, bagi setiap orang proses seseorang hingga terinfeksi Covid-19 berbeda-beda. “Masuknya virus ke tubuh seseorang reaksinya beda-beda, ada yang langsung menunjukkan gejala setelah beberapa hari terpapar, ada yang tanpa gejala. Orang tanpa gejala (OTG) kasusnya cukup banyak di Kotim, baru sadar setelah terdeteksi setelah orang terdekatnya positif Covid-19,” ujarnya.

Respons tubuh yang berbeda-beda ini lanjut Umar bisa terjadi karena faktor kekebalan imun dalam tubuhnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *