Bisnis Esek-Esek masih Eksis di Simpang Kenawan

Jadi Sarang Penyakit Kelamin, Jadi Pemicu Perceraian Pasutri

simpang kenawan
DIPROTES: Salah satu wisma di lokasi prostitusi Simpang Kenawan, belum lama ini.

Masih eksisnya bisnis prostitusi membuat kalangan emak-emak alias ibu di Kabupaten Kotawaringin Barat resah. Mereka mendesak pihak terkait segera bertindak menutupnya.

KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun | radarsampit.com

Bacaan Lainnya
Gowes

Para perempuan, terutama ibu rumah tangga di Desa Palih Baru, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kobar, resah dengan keberadaan lokasi prostitusi Simpang Kenawan. Aktivitas pelacuran di lokasi tersebut mengancam keharmonisan rumah tangga warga desa. Tidak sedikit yang berujung perceraian.

Selain itu, lokasi prostitusi yang berada di perbatasan Kobar dan Sukamara itu dianggap sebagai sumber penyakit kelamin yang menular kepada ibu-ibu warga Desa Palih Baru.

Salah seorang ibu rumah tangga, KR, mengaku berpisah dengan suaminya lantaran pasangannya terserang penyakit menular seksual (PMS) setelah singgah di lokalisasi tersebut. Kondisi yang sama juga dikeluhkan kaum perempuan lain di desa setempat dan sekitarnya.

”Di sana itu kan sarang penyakit. Kalau laki-laki terkena, otomatis istrinya juga terkena. Saya juga sudah menjadi korbannya. Sebenarnya banyak yang jadi korban, tapi mereka tidak berani ngomong,” ujarnya.

Baca Juga :  Api Berkobar saat Penghuni Rumah Terlelap

Lebih lanjut dijelaskannya, secara administratif lokalisasi Simpang Kenawan masuk wilayah Sukamara. Akan tetapi, karena berada persis di jalan utama Ipuh Bangun Jaya menuju Nangabulik, tak heran banyak dikunjungi pria hidung belang.

Dia mengutarakan, lokalisasi tersebut sudah beroperasi sejak lama. Lebih dari 1 dekade. Lambatnya respons pemerintah maupun aparat menindaklanjuti keluhan terkait permasalahan sosial membuat bisnis esek-esek kian menjamur.

”Sebenarnya banyak (korban), tapi mereka memilih memendam rasa sakit hati. Saya berharap aparat bisa menutup lokasi itu, karena jadi sarang penyebaran HIV/AIDS, sipilis, dan herpes,” ujar wanita yang minta identitasnya dirahasiakan itu.

Hal senada disampaikan ibu muda berinisial MN. Dia mengalami nasib yang sama, bercerai dengan suaminya karena tertular penyakit kelamin. Dia mendesak lokalisasi segera ditutup, karena tak hanya menggoda bapak-bapak di desa, pekerja seks di Simpang Kenawan dituding kerap menggoda pelajar dan remaja.



Pos terkait