Ketua Yayasan Annida Qolbu Sri Rohani menyampaikan ada sejumlah barang mendesak yang benar-benar dibutuhkan para penghuni panti, antara lain pakaian dalam, mesin cuci, dan tempat penyimpanan ikan dan kebutuhan sehari-hari lainnya seperti kelambu, ember dan lain-lain.
”Kami lebih ingin dibantu itu yamg kami rasa tidak bisa beli. Kalau soal makan anak-anak yatim itu selalu yang sederhana,” ujarnya.
Rohani mengatakan, kebakaran yang terjadi sekitar pukul 07.20 WIB Rabu (29/5) lalu juga membakar tiga unit laptop yayasan. Menurut alat elektronik tersebut sangat dibutuhkan karena untuk kebutuhan yayasan.
”Yang paling kamu butuhkan saat ini adalah laptop, karena laptop milik yayasan, milik sekolah SDIT dan untuk TK, tiga laptop terbakar tak bersisa,” sebutnya.
Bangunan bersekat lima pintu di lingkungan Panti Asuhan Annida Qolbu, Jalan Jaya Wijaya 4, Sampit, saat ini hanya menyisakan tiang bangunan yang sudah jadi arang.
Di dalamnya juga ikut terbakar uang tabungan anak-anak sebanyak Rp22 juta yang disimpan oleh juri masak panti.
”Kamar satu itu staf guru, kamar dua untuk disabilitas, kamar tiga ustad, kamar empat itu juru masak yang kehilangan uangnya sampai Rp22 juta uang tabungan anak. Karena dia bukan orang kota, orang desa yang tidak bisa menabung, jadi disimpan di kamar saja. Dia di panti sudah 10 tahun. Jadi saya kaget dia bicara sebesar itu, tapi saya pikir benar, karena sudah kerja 10 tahun di yayasan sebagai juru masak, juga yang menyimpan uang anak-anak,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, material untuk membangun musala yang sedang direnovasi juga habis terbakar, karena disimpan di satu bangunan yang terbakar tersebut.
Sri Rohani mengucapan terima kasih kepada Bupati Kotim Halikinnor dan Wakil Bupati Kotim Irawati yang sudah peduli dan memberikan bantuan.
”Bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami. Mudah-mudahan Pemda juga bukan hanya hari ini tambah kepeduliannya terhadap apa yang menjadi musibah kami, karena yang saat ini terbakar adalah sesuatu yang sangat kami butuhkan sangat penting,” katanya.