Covid-19 Belum Berakhir, Wabah Lain Merebak dengan Cepat di Kobar

wabah
Ilustrasi. (net)

PANGKALAN BUN – Warga Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), diresahkan dengan mulai menyebarnya penyakit scabies yang menyerang anak-anak dan orang dewasa. Penyakit tersebut menular dengan cepat. Bahkan, dalam hitungan hari menyebar di tiga daerah.

Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan kutu sarcoptes scabiei. Pada anak, scabies dapat menyebabkan gatal pad akulit dan mudah luka ketika digaruk.

Bacaan Lainnya

Kasus yang menimpa anak-anak dan orang dewasa di Kumai bahkan telah menimbulkan luka bernanah akibat digaruk karena gatal. Tak hanya menyerang badan dan kaki, penyakit kulit ini juga menyerang bagian kepala.

Tokoh masyarakat Kumai Ahmad Subandi mengatakan, penyakit yang menyerang warga belum diketahui penyebabnya. Penyakit gatal yang menyerang  anak dan orang dewasa ini juga disertai dengan demam.

”Anak-anak yang diserang penyakit ini sampai demam dengan panas tubuh yang tinggi. Penyakit ini seperti bisul kecil dan banyak serta mengeluarkan nanah,” ujarnya, Selasa (21/9).

Baca Juga :  Ngerinya Tungau Penyebab Scabies, Bisa Bertahan Dua Bulan, Jumlahnya Bisa Ribuan di Kulit

Ahmad menuturkan, penyakit itu pada awalnya hanya menyerang masyarakat di Kelurahan Kumai Hulu, kemudian menyebar. Bahkan, ditemukan kasus dalam satu keluarga. Dalam hitungan hari, penyakit gatal ini sudah menyebar hingga Kelurahan Candi dan Desa Sungai Tendang.

”Kami belum mengetahui berapa warga yang terkena penyakit ini. Tadi baru satu keluarga yang ke puskesmas,” katanya.

Dihubungi terpisah, Kepala Puskesmas Kumai Syamsul mengatakan, pihaknya belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut terkait penyakit yang menyerang warga Kecamatan Kumai tersebut. Pasalnya, pihaknya baru mendapatkan informasi. Warga yang terserang belum dilakukan pemeriksaan tim medis karena poli sudah tutup.

”Tapi saya langsung lapor ke Kasi Wabah Bidang P2P Dinkes Kobar, namun belum ada tanggapan. Tetapi, rencananya besok (hari ini, Red) saya dan tim surveyland akan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE),” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kasus itu pertama kali ditemukan di RT 03, Kelurahan Kumai Hulu, dengan gejala pada bagian tangan yang terserang seperti alergi dan bagian badan seperti infeksi sekunder.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *