Datang Bawa Parang, Nyawa Ketua RT Nyaris Melayang

Ketika Sengketa dengan Kerabat Berujung Penusukan

penusukan 2
DIPERIKSA: Anggota Unit Reskrim Polsek Pangkalan Banteng saat memeriksa Harto, pelaku penusukan terhadap Santoso, Minggu (4/6). (SLAMET HARMOKO/RADAR SAMPIT)

Masalah sengketa tak memandang kerabat atau keluarga. Ketika emosi sudah sampai puncaknya, jalan kekerasan jadi pilihan sebagian orang.

SLAMET HARMOKO, Pangkalan Banteng

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Ketua RT 10 Desa Amin Jaya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, Santoso (56), harus menerima beberapa jahitan di perut atas bagian kirinya (dekat rusuk). Luka itu didapatnya setelah ditusuk Harto (61), tetangga yang juga saudara iparnya, Minggu (4/6).

Kasus tersebut ditangani Polsek Pangkalan Banteng. Setelah menyerahkan diri, polisi melakukan pemeriksaan mendalam terhadap pelaku. Informasi dihimpun, motif kasus tersebut diduga karena masalah keluarga terkait lahan.

Kejadian yang sempat menggegerkan warga Desa Amin Jaya itu terjadi ketika korban pulang dari ladang selepas mengambil rumput untuk pakan ternaknya.

Selang beberapa saat, pelaku datang ke rumah korban membawa parang. Belum diketahui jelas apakah terjadi cekcok mulut antara pelaku dan korban yang merupakan pemilik bengkel mebel ini sebelum kejadian. Namun, saat itu pelaku dengan cepat menyerang korban hingga terluka di bagian perut kiri atas.

Baca Juga :  Bikin Mewek, Seperti Ini Kisah Pembunuhan Anak Kandung di Sampit

Ngatirah, istri korban mengungkapkan, dia melihat pelaku datang membawa parang. Seketika itu dia langsung memperingatkan suaminya agar menjauh. Namun, belum sempat terjadi, dia melihat suminya telah bergumul dengan pelaku.

”Saya lihat suami saya posisinya sudah di bawah, tertindih pelaku. Saya langsung coba memisahkan sampai jari telunjuk kiri saya juga terkena parang itu,” katanya.

Suaminya bisa terselamatkan setelah mendapat pertolongan dari anak buahnya (pekerja mebel). ”Saya juga langsung teriak minta tolong. Saat itu posisi saya sedang memegang tangan dan parang yang digunakan pelaku. Untung saja Lek Men (pekerja mebel) segera datang dan menolong. Selanjutnya suami saya dibawa ke puskesmas untuk mendapat pertolongan,” katanya.

Seorang kerabat korban, Tiono, tak menyangka pelaku bisa senekat itu. Namun, terkait masalah keluarga yang menyangkut lahan, pihaknya tidak berani menceritakan secara terbuka.



Pos terkait