Dinilai Belum Siap Sambut Serbuan Wisatawan, Pengunjung Pantai Ujung Pandaran Keluhkan Soal Ini

pantai ujung pandaran
PADAT MANUSIA: Pengunjung Pantai Ujung Pandaran, Sampit, terlihat membeludak pada momen libur Lebaran, Minggu (23/4) lalu. (HENY/RADAR SAMPIT)

Di Pantai Jodoh, areal parkir lebih tertata rapi, meski harga tarif masuk terbilang terlalu mahal. Toiletnya lumayan bersih, meski keran air tidak lancar dan akses menuju pantai yang harus menuruni anak tangga.

Pantai ini sangat tidak disarankan bagi wisatawan yang membawa orang tua alias lanjut usia. Meski demikian, kelebihan pantai ini, lebih bersih dibandingkan pantai lain dan pengunjungnya tidak seramai di Camp Kobes.

Bacaan Lainnya

”Parkir masuk untuk mobil Rp30 ribu menurut kami itu kemahalan. Kalau ada sistem hitung per jam masih mending. Ini kalau langsung dipatok harga Rp30 ribu itu sama saja terlalu mengambil keuntungan,” ujar Ade Fitria, salah seorang wisatawan lokal.

Momen liburan memang tak ingin dilewatkan para pengelola tempat penginapan untuk mengambil keuntungan besar, karena hanya pada saat libur hari besar keagamaan saja pengunjung membeludak. Selebihnya, pada akhir pekan biasa, jumlah pengunjung berkali lipat lebih sepi.

Baca Juga :  Kejari Seruyan Tahan Kepala Diskoperindag dan UMKM

Menurut sejumlah pengunjung, tarif masuk yang mahal tak sebanding dengan fasilitas yang ditawarkan. Wisatawan mengaku sedikit kecewa karena kesulitan mendapatkan spot yang rindang untuk menikmati suasana pantai.

”Mau ke Camp Kobes penuh manusia. Ke Pantai Jodoh turunnya kesulitan, apalagi membawa orang tua. Kasihan. Sampai bawah tidak banyak ditanami pohon, jadi sulit mendapatkan spot yang teduh untuk menikmati pantai,” ujar Ade.

Menurutnya, pengelola wisata perlu menyediakan payuh teduh. Tak masalah apabila harus dikenakan tarif. ”Tidak ada satu pun tempat beristirahat yang nyaman. Mau menikmati pantai membuang stress, malah bertambah pusing melihat banyak manusia,” ujar Hery.

Cuaca siang hari yang begitu terik saat itu juga membuat mood berubah. ”Niatnya ingin foto-foto bersama keluarga, mau berenang, lihat cuacanya panas sekali, enggak jadi. Mau berangkat sore, khawatir pulangnya kemalaman. Berangkat pagi sampainya siang panasnya luar biasa,” ujarnya.

Di sisi lain, penyediaan makanan di tempat penginapan masih sangat terbatas. Pihak pengelola hanya menyediakan mi instans rebus, kopi, dan teh yang rata-rata kemasan sachet.



Pos terkait