“Di era yang serba digital dan instan ini, budaya daerah sudah mulai ditinggalkan. Oleh karena itu kami ingin memperkenalkan seni dan budaya Dayak sebagai bagian dari budaya Kalimantan sehingga lebih dikenal luas masyarakat baik tingkat nasional hingga internasional,” ucap Uhil.
Ia juga mengapresiasi dukungan PLN UID Kalselteng setiap dilaksanakannya pagelaran ini sampai yang kelima kalinya.
“Terima kasih atas support PLN UID Kalselteng, kami sangat terbantu dengan dukungan ini,” ujar Uhil.
Pagelaran seni budaya Dayak tersebut juga diisi seni tari tradisional, bela diri kuntau, pengobatan tradisional gratis, kompetisi fashion show baju Dayak dan lain sebagainya.
Selain itu, kegiatan ini juga turut menghadirkan perwakilan masyarakat suku dayak se Pulau Kalimantan yang identik dengan ikat kepala merah serta suku banjar yang ditandai ikat kepala (laung) kuning.
“Kita mengundang suku-suku dayak se Kalimantan juga suku Banjar. Dengan menjunjung tinggi tali persaudaraan kepada seluruh suku dan adat, itulah mengapa kita namakan kegatan ini sebagai Borneo in Harmony.” pungkas Uhil. (*)