Ekonomi Kalteng Diprediksi Melambat di 2023

bank indonesia,kalimatan tengah,pertumbuhan ekonomi
Pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI), dengan tema sinergi dan inovasi memperkuat ketahanan dan kebangkitan menuju Indonesia maju,” kemarin.(dodi/radarpalangka)

PALANGKA RAYA, RadarSampit.com– Saat pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI) 2022 Rabu (30/11) kemarin, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Yura A. Djalins menyatakan, risiko ekonomi global pada tahun 2023 diperkirakan kembali meningkat, seiring pengetatan kebijakan moneter dan normalisasi fiskal yang ditempuh berbagai negara.

Dikatakannya, pertumbuhan ekonomi 2023 secara global akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Bahkan disertai risiko resesi di beberapa negara. Tensi geopolitik yang terus berlanjut memicu fragmentasi perekonomian dan perubahan struktur global value chain dari efisiensi kepada resiliensi, memberikan tekanan terhadap risiko masih tingginya inflasi.

Bacaan Lainnya
Gowes

Selain itu lanjut Yura, kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan terus berlanjut menyebabkan nilai tukar dollar AS menguat terhadap berbagai mata uang dunia ( super dollar), sehingga memicu volatilitas di pasar keuangan dan mendorong aliran dana keluar dari Indonesia.

Baca Juga :  Yakin Rebut Hati Rakyat, PDIP Kalteng Targetkan Hattrick dalam Pemilu 2024

”Di tengah meningkatnya risiko global, perekonomian kita pada tahun 2022 terus menunjukan pemulihan. Berbagai sektor menunjukan resiliensi, seiring respon kebijakan Bank Indonesia bersama pemerintah dalam menjaga kinerja perekonomian,” ujarnya.

Sementara itu di Kalimantan Tengah (Kalteng), Yura menyatakan kinerja ekonomi selama tiga triwulan terakhir berhasil tumbuh impresif di atas rata-rata nasional, mau pun pulau Kalimantan. Secara kumulatif, hingga triwulan III 2022, ekonomi Kalteng tumbuh 7,13persen (c-to-c), lebih tinggi dibandingkan nasional 5,40persen (c-to-c) dan Kalimantan 4,95persen (c-to-c).

“Perbaikan yang terjadi di berbagai sektor, tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi kita bersama untuk tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi Kalteng,’ katanya.

Namun lanjut Yura, pertumbuhan ekonomi Kalteng pada tahun 2023 diperkirakan akan tumbuh melambat, lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Ia menjelaskan, perlambatan seiring dengan kondisi global yang diperkirakan berdampak pada normalisasi permintaan dan harga komoditas  yang bersumber dari sektor pertambangan, perkebunan, dan industri Crude Palm Oil (CPO).



Pos terkait