Seleksi berikutnya menyisakan 100 orang peserta untuk mengikuti tes kesehatan atau medial check up pada 28 – 29 April 2023, bekerjasama dengan RSUD dr Murjani. Tes kesehatan dibiayai oleh anggaran daerah, sebesar Rp 500 ribu per orang.
“Dari 100 orang itu, ada dua orang yang tidak lolos karena ada penyakit. Satu peserta darah tinggi, satunya lagi paru-paru basah. Mereka tidak memenuhi syarat sehingga dinyatakan gugur,” imbuhnya.
Kemudian, tersisa 98 orang yang mengikuti seleksi akhir pada 30 April 2023. Seleksi akhir yakni seleksi kepribadian terdiri dari wawancara, penelusuran minat, bakat dan penelusuran rekam jejak di media sosial, termasuk juga tes psikologi.
“Dari 98 orang peserta, Selasa 2 Mei panitia memutuskan 75 orang terpilih sebagai calon Paskibraka Kotim tahun 2023. Itu hasil kita, dari hasil ini akan kita lakukan evaluasi, mudahan tambah bagus,” tandasnya.
Sanggul berharap, tahun mendatang seluruh pelajar kelas X SLTA di Kabupaten Kotim semakin banyak yang ikut serta dalam seleksi Paskibraka Kotim. Dan juga berharap motivasi dari para kepala sekolah untuk mendorong peserta didik untuk menjadi Paskibraka semakin bagusnya.
“Kita perlu bantuan kepsek, para pembimbing, dan camat untuk bisa mendukung, agar lebih banyak lagi dari kecamatan masing-masing untuk bisa mengikuti seleksi ini,” ujarnya.
Lokasi upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang masih menunggu keputusan kepala daerah. Perekrutan anggota Pasukan Pengibar Bendera tahun 2023 kini menjadi tanggung jawab Badan Kesbangpol Kotim. Dimana proses pendaftaran saat ini telah dilakukan secara online terpusat di laman Paskibraka Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). (yn/yit)