SAMPIT, RadarSampit.com – Tenaga kontrak di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur diliputi kegalauan menunggu keluarnya hasil tes seleksi yang mereka ikuti. Pasalnya, hasil tersebut akan mempertaruhkan nasib ke depannya. Apabila gugur, mereka akan kehilangan pekerjaan dan jadi pengangguran.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit dari sejumlah tenaga kontrak yang sebelumnya bekerja di beberapa satuan organisasi perangkat daerah, Rabu (29/6) malam, mereka masih menunggu keluarnya hasil tes yang diikuti sepekan sebelumnya, pada 23 Juni lalu.
”Dari pagi sampai malam saya mencoba mencari informasi hasil seleksi kemarin. Tapi, belum ada juga. Kemungkinan besok,” kata salah seorang tenaga kontrak, tadi malam.
Tenaga kontrak yang meminta namanya tak disebutkan ini mengungkapkan, pengumuman hasil seleksi itu sangat penting baginya. Pasalnya, selama ini dia menggantungkan hidup dari penghasilan sebagai honorer. Apabila gagal, dia belum menentukan langkah selanjutnya untuk menyambung hidup.
”Makanya perasaan tak karuan sejak pagi. Semoga saja segera ada kabar hasil tesnya,” tuturnya.
Tenaga kontrak lainnya juga merasakan hal serupa. Honorer yang bertugas di salah satu SOPD yang juga meminta namanya tak disebutkan, mengaku tak tenang sampai hasil seleksi keluar. Dia juga berharap tetap bisa bertahan, karena tenaga honorer jadi tempatnya menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dia berharap Pemkab Kotim tetap mempertahankan tenaga kontrak yang telah lama mengabdi, minimal lebih dari tiga tahun. Pasalnya, dia mendengar kabar bahwa peserta yang mengikuti tes, sebagian merupakan wajah baru.
”Mudahan saja tenaga kontrak yang sudah beberapa tahun mengabdi seperti saya bisa lolos seleksi. Janggal rasanya jika peserta yang baru melamar jadi tenaga kontrak bisa lolos seleksi, mengingat katanya seleksi ini sebagai evaluasi bagi tenaga kontrak. Jika ada pelamar baru yang lolos, apa yang dievaluasi dari mereka?” ujarnya.
Sebelumnya, adanya wajah baru dalam pelaksanaan seleksi tenaga kontrak tersebut menjadi perbincangan publik. Tenaga kontrak yang sudah lama bekerja mempertanyakan keberadaan mereka. Bahkan, ada yang menduga peserta demikian merupakan ”orang-orang titipan”.