”Akibat perkembangan teknologi informasi yang amat pesat maupun pemberlakuan otonomi daerah. Teknologi informasi mampu menembus batas ruang dan waktu, sehingga keterbukaan tidak dapat dihindari,” tuturnya.
Valentina mengatakan, masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Bahasa Indonesia digunakan oleh bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.
Hal itu, lantaran bahasa merupakan cermin masyarakat pemakainya. Sikap positif yang dimiliki masyarakat terhadap bahasa Indonesia diharapkan dapat tercermin dalam berkomunikasi. Tertib berbahasa dapat diperagakan oleh masyarakat yang memiliki sikap positif itu. Mereka akan bertutur kata dengan santun.
”Maka itu, pilihan katanya dipertimbangkan dengan cermat, sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain, tidak menimbulkan kebencian, dan tidak menimbulkan fitnah,” pungkasnya. (daq/ign)